Kamis, 31 Juli 2014

MASALAH- MASALAH PEMBANGUNAN DI JAWA BARAT




Menjelang tahun kedua di periode keduaku di DPRD Provinsi Jawa Barat (2004-2009), pimpinan  fraksi PDI Perjuangan memutuskanku keluar  dari Komisi B dan Panitia Anggaran untuk ditempatkan menjadi anggota Komisi D. Komisi D membidangi  pembangunan yang meliputi : pekerjaan umum (kebinamargaan, pengairan, tata ruang dan  pemukiman), perencanaan dan pengendalian, pembangunan regional, pengelolaan pelabuhan laut dan udara regional, perhubungan dan telekomunikasi, pertambangan dan energi, perumahan rakyat, penelitian dan pengembangan daerah, pengendalian dan perlindungan lingkungan hidup. Seingatku, tidak berapa lama kemudian aku menggantikan posisi Yadi Srimulyadi sebagai Wakil Ketua Komisi D, sedangkan Dadang Naser sebagai Sekretaris.  Yadi kemudian menjadi Wakil Bupati Bandung. Dadang kini  menjadi Bupati Bandung, setelah periode Yadi berakhir.
Selama di Komisi D,  hampir seluruh sudut-sudut Jawa Barat kudatangi sampai sudu-sudutnya yang paling terpencil, gunung sungai danau hutan dan laut. Jalan raya, jalur kereta api, pelabuhan, bandar udara, pembangkit listrik, semua itu kudatangi.  Beberapa proyek besar untuk kemajuan Jawa Barat kudorong untuk dilaksanakan pembangunannya oleh Pemerintah,khususnya Gubernur. Proyek yang sudah berjalan  adalah Bendungan Jatigede dan jalan tol Cileunyi Dawuan. Sementara Bandara Kertajati nampaknya kurang mendapat perhatian Gubernur. Pelabuhan Cilamaya juga tidak jelas masa depannya.
 Masalah yang sulit terpecahkan atau belum bisa tuntas diselesaikan adalah perambahan hutan lindung, pencemaran sungai oleh industri, pengelolaan sampah di kota-kota besar, polusi udara baik oleh industri maupun kendaraan, banjir terutama di pantai utara , rawan air bersih terutama di cekungan Bandung dan kesemrawutan lalu lintas. 
Kelistrikan terus menerus ditingkatkan jangkauannya, namun menurut perkiraanku jangkauannya baru mencapai 80% rumah tangga. Kendati Jawa Barat memiliki tiga bendungan besar untuk dijadikan pembangkit listrik : Purwakarta, Saguling dan Cirata, namun kebutuhan energi untuk industri belum terpenuhi sepenuhnya. Industri mengatasinya dengan menggunakan batu bara sebagai sumber energi. Masalahnya debu dan limbah batubara yang dibuang begitu saja menimbulkan persoalan lingkungan hidup. Limbah batu bara sering dibuang begitu saja di pinggir jalan antara Bandung-Cirebon.
Sumber energi listrik yang ramah lingkungan adalah panas bumi yang berasal dari gunung berapi yang banyak tersebar di Jawa Barat, meskipun demikian baru beberapa gunung atau kawah  yang dimanfaatkan : Kamojang, Wayang Windu, Darajat, dan Halimun. Potensinya sangat besar, tinggal menunggu keseriusan pemerintah untuk mengelolanya, karena investasi yang diperlukan memang sangat besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar