Suatu saat Sely Andriana Gantina menelponku. Inti dari pembicaraan di telpon adalah mengenai keputusan rapat di Komisi B siang itu yang memutuskan agar aku dan MQ Iswara berangkat ke Dubai. Tentu saja aku terkejut dan setengah tidak percaya karena tidak pernah terbayangkan aku akan ke sana. Sampat saat itu perjalananku yang terjauh ke Timur Tengah adalah ke Saudi Arabia, itupun dalam rangka menjalankan ibadah haji. Ada apa dengan Dubai ? Ternyata Pemerintah provinsi Jawa Barat dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan akan mengikutsertakan beberapa pengusaha furnitur dari Ciayumajakuning (Cirebon Indramayu Majalengka dan Kuningan) dalam Index 2006, suatu pameran perdagangan internasional di Dubai. Dalam rangka itulah aku ke sana.
Tanggal 3 November 2006 kami berangkat dari Dekranasda
(Dewan Kerajinan Nasional Daerah) Jawa Barat di JalanDago menuju bandara
internasional Soekarno Hatta dengan menggunakan bis carteran. Dalam rombongan ada Agustiar (Kepala Dinas
Perindustrian dan Perdagangan ) dengan beberapa pejabat di bawahnya, Kohar seorang Kepala Biro di Gedung Sate, Gatot
Tjahjono perwakilan dari Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Jawa Barat dan
beberapa pengusaha rotan serta furnitur yang hampir semuanya baru kukenal saat
itu. Hanya satu yang sudah kukenal agak lama yaitu Sobur Koswara (aku biasa memanggilnya Kang
Sobur), dia memiliki satu dua pabrik, showroom dan gudang furnitur rotan di
Cirebon. Setahuku dia itu juga seorang PNS di Dinas Perindustrian Cirebon. Produk furnitur rotannya diekspor ke Eropa,
AS dan Jepang. Disainnya sangat bagus dan kontemporer, sayang produk-produk itu
tidak bisa dijumpai di pasar lokal.
Menjelang malam kami tiba di bandara. Karena pesawat Emirates yang akan membawa
kami ke Dubai baru akan berangkat menjelang tengah malam maka kami semua
menunggu di lounge sambil minum secangkir kopi atau teh dan menikmati kudapan. Pada saat itulah aku bercakap-cakap dengan
para pelaku usaha furnitur, melihat brosur produk dan profil perusahaan mereka.
Sungguh produk mereka yang mereka hasilkan sangat bagus. Bahan bakunya tidak
terbatas pada rotan, karena ada yang terbuat dari kayu dan serat eceng gondok. Sangat masuk akal kalau Dinas mengajak mereka
berpameran di Dubai yang memang menjadi pintu gerbang perdaganan ke kawasan Timur
Tengah, Eropa dan Afrika.
Setelah satu atau dua jam menunggu di lounge, ada kabar
kalau Dany Setiawan (Gubernur Jawa Barat) ada di ruang VIP, maka aku dan Iswara pun menyambanginya. Ternyata
di sana sudah ada Ruslan (Ketua DPRD Jawa Barat) dan Dedi Supardi (Bupati
Cirebon). Maka ramailah suasana di ruang
VIP di lounge itu, apalagi sudah menjadi kebiasaan di masyarakat Jawa Barat
untuk bersendagurau (hereuy) di antara pembicaraan serius. Rasanya baru sekali ini aku mengikuti suatu
perjalanan bersama orang nomor satu di Jawa Barat. Nampaknya perjalanan keDubai ini akan menarik.
Menjelang tengah malam kami menju ruang tunggu bandara. Berjalan
dari lounge ke ruang tunggu kami melewati beberapa gerai duty free shop yang
menjual barang-barang berkualitas dan berselera. Nyaman sekali berjalan-jalan di koridor
bandara saat suasana mulai sepi. Lampu-lampu yang sangat terang menegaskan
kemegahan interior bandara. Bagaimanapun
aku tergoda untuk melihat-lihat produk batik di salah satu gerai. Tiba-tiba
saja terasa olehku betapa bagus batik-batik itu di sana.
Kamipun harus melewati pemeriksaan petugas imigrasi yang
memeriksa paspor dan kemudian memberi cap exit permit pada salah satu
lembarannya. Di samping itu kamipun
harus melalu metal detector. Masih belum cukup, petugas bandara juga memeriksa pakaian kami. Lolos dari itu semua baru kami
bisa masuk ruang tunggu. Kegiatan selanjutnya
adalah boarding dengan terlebih dulu menyerahkan boarding pass pada petugas
maskapai penerbangan. Maka kamipun
memasuki pesawat berbadan lebar setelah melalui garbarata. Sekitar setengah jam kami menunggu di dalam
pesawat sebelum kru pesawat mengatakan bahwa pesawat akan lepas landas. Pramugari
memeriksa sabuk pengaman kami kemudian mengajari
cara menggunakan peralatan jika terjadi situasi darurat. Pilot menyapa melalui
pengeras suara dan tidak lama kemudian pesawat bergerak meninggalkan apron
menuju taxi way untuk kemudian take off (lepas landas). Menuju Dubai...
Begitu lepas landas berjalan dengan mulus, kesibukan di
pesawat mulai. Pramugari dan pramugara cantik ganteng berwajah Arab-Eropa mulai
mendatangi penumpang dan menawarkan makan malam. Akupun menikmati dan mensyukuri makan malam yang lezat itu. Tidak lama
kemudian akupun tertidur. Demikian juga para penumpang yang lain. Aku tidak ingat apakah pesawat yang kami
tumpangi transit di suatu tempat tertentu sebelum melanjutkan perjalanan ke
Dubai.