Semasa menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Barat pada periode yang kedua (2004-2009) saya tergabung dalam Forum Parlemen Indonesia Untuk Kependudukan dan Pembangunan atau IFPPD (Indonesian Forum of Parliamentarians on Population and Dvelopment) DPRD Jawa Barat yang diketuai kang MQ Iswara dari Fraksi Partai Golkar. Yang saya ingat di situ ada kang Syafrudin dari Fraksi PPP, kang Imam Wahyudi dari Fraksi PAN dan kang Agung dari Fraksi PKB. Pembentukan kaukus ini tidak terlepas dari upaya kawan kawan di DPR RI yang melakukan lobby kepada pimpinan DPRD Provinsi Jawa Barat agar membentuk Forum Parlemen yang peduli pada masalah masalah kependudukan dan pembangunan.
Setelah forum terbentuk di Jawa Barat, langkah pertama yang kami lakukan adalah mencari sekretaris eksekutif untuk menjalankan kegiatan kesekretariatan sehari hari. Posisi itu diisi oleh kang Ihsan wartawan Gatra biro Bandung, setelah melalui fit and proper test. Berikutnya kami menerbitkan buku buku tentang HIV / AIDS dan bahaya Narkoba. Selanjutnya kami melakukan komunikasi dengan komunitas ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) seperti Rumah Cemara dan juga dengan komunitas peduli ODHA dan korban narkotika. Saya pun ditugasi untuk memberikan penyuluhan kepada generasi muda mengenai cara hidup sehat terhindar dari Narkoba dan HIV AIDS di Gunung Manglayang.
Saya dari Fraksi PDI Perjuangan dan kang Agung Nurhaim dari Fraksi PKB ditugasi untuk mengikuti Seminar dan Kongres HIV AIDS se-Asia Pasifik di Bali, tepatnya di sebuah convention hall di Nusa Dua. Nama resminya 9th International Congress on Aids in Asia and the Pacific (9th ICAAP), yang berlangsung pada 9-13 Augustus 2009. Kami berangkat dari Bandung langsung ke Denpasar dengan transit terlebih dahulu di Surabaya. Saat tiba di lokasi peserta sudah nampak membludak. Ada dua kategori peserta : harian atau penuh. Mengingat biaya seminar yang mahal, kami hanya ikut mendaftar untuk satu hari saja dan tidak memperoleh sertifikat. Penginapan tersebar di sekitar Sanur Kuta dan Nusa Dua dan disediakan sarana transportasi untuk peserta.
Pembukaan Seminar dilakukan di teater terbuka Taman Garuda Wisnu Kencana masih di sekitar Nusa Dua. Acara dilakukan malam hari dengan suasana khas Bali dan dibuka oleh Presiden RI saat itu, SBY. Acara diisi dengan pidato pidato dari dalam dan luar negeri dan diisi acara tari-tarian Bali. Teater terbuka penuh dengan pengunjung dari seantero Asia Pasifik dan wilayah lainnya. Menjelang tengah malam acara usai dan kami diantar ke hotel di kawasan Kuta.
Keesokan paginya kami kembali ke Nusa Dua. Suasana hiruk pikuk mewarnai tempat seminar. Ada pameran berkenaan dengan HIV AIDS dan lain lain dari berbagai organisasi dalam dan luar negri termasuk pameran dari berbagai produsen alat alat kontrasepsi yang membagi bagikan produknya kepada para pengunjung. Saya dan kang Agung mencari tempat diskusi kelompok yang sesuai dengan minat kami masing masing. Ada banyak topik yang dibahas secara bersamaan. Saya mengikuti satu dua sidang komisi atau focus group discussion. Di dua sesi yang saya ikuti saya bertemu dengan Marina Mahathir (putri PM Malaysia) yang menjadi salah seorang bintang dalam seminar. Saya juga mendengar testimoni dari perempuan India mengenai peran gender di negara mereka. Selain itu saya juga mendengar deklarasi dari para pemimpin muda berbagai negara yang menyuarakan aspirasi mereka mengenai kehidupan yang lebih berkualitas dan bermakna.
Uniknya di seminar ini para harus membeli sendiri makan siangnya. Jika beruntung mengikuti sesi seminar tertentu, ada lunch box yang disediakan dari industri kesehatan dan farmasi. Meski demikian saya mengikuti kegiatan hingga malam hari sebelum diantar ke hotel.
Karena tidak mengikuti seminar secara penuh selama tiga hari maka keesokan harinya kami meninggalkan hotel dan berangkat ke bandara I Gusti Ngurah Rai untuk kembali ke Bandung. Sekitar pukul 10.00 kami tiba di bandara Husein Sastranegara dan langsung menuju ruang tunggu utama. Di sana staf protokol sudah menunggu dan kami kemudian berangkat ke tempat lain untuk urusan yang berbeda.
*) HIV (Human Immunodeficiency Virus), virus yang menyerang sel darah putih sehingga rusak. Sel darah putih adalah sistem pertahanan pada tubuh manusia. Bila sel darah putih banyak yang rusak, akibatnya sistem pertahanan tubuh jadi rendah. Ketika sistem kekebalan tubuh menurun, semua penyakit dapat dengan mudah menyerang tubuh manusia.
**) AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrom), kondisi kekebalan tubuh yang rendah pada diri seseorang yang sudah tertular HIV antara 5-15 tahun yang ditandai dengan gejala-gejala penyakit.