Holidays in Dubai don’t end with the sun going down and there ia an energetic and cosmopolitant feel about the many different nightspots that Dubai has to offer (Discover Dubai, November 2006).
Selama pameran di Index 2006,
banyak waktu di sela-sela tugas yang bisa dimanfaatkan untuk mengenali
sisi-sisi unik di sekitar Dubai baik sendirian maupun bersama kawan-kawan. Kesempatan pertama menemani ibu gubernur dan
ibu-ibu pejabat yang lain shopping tentu
saja. Tempat yang masih kuingat adalah
gold shouk atau toko emas. Ini adalah sebuah pusat perdagangan emas
paling besar di Dubai mungkin juga di dunia. Segala macam perhiasan terutama
dari emas dari pelbagai negara dengan
anekaragam rancangan yang terindah ada di situ. Aku dan Is sempat menyempatkan melihat satu
dua toko. Tidak seperti toko emas di sekitar alun-alun Bandung, toko di sana ada
beberapa lantai dengan bangunan serta interior megah serta nyaman. Manajer dan
pramuniaganya tampan dan cantik, fashionable, profesional dan ramah tamah. Pelayanannya tingkat tinggi,
mungkin juga karena tahu yang berbelanja adalah very important person. Kebanyakan manajer toko berasal dari India
yang berbicara bahasa Inggris dengan aksen khas. Perhiasan yang dijual banyak
dari negara-negara Eropa terutama Italia. Orang-orang India dikenal sebagai
pekerja kelas menengah di Dubai. Setelah beberapa waktu bekerja dengan
penghasilan yang lebih dari cukup, mereka kembali ke negaranya dan membuka
bisnis secara mandiri. Kusebut itu Strategi India.
Kesempatan kedua adalah mengunjungi sebuah pub . Mulanya kami mengobrol
di lobby hotel ketika malam mulai larut tapi kantuk belum datang, kemudian
bersama bupati Cirebon dan pejabat Bank Jabar cabang Cirebon kami menaiki lift
beberapa lantai ingin melihat nightlife di Dubai. Di lantai sekian hotel tempat
kami menginap ada pub Rusia yang bernama Troyka. Ke situlah kami pergi. Sekitar
tengah malam ketika itu. Dengan membayar beberapa dirham kami pun memperoleh
meja. Kami makan minum dengan menu Rusia
dan Eropa. Alkohol juga tersedia tapi aku minum soft drink saja. Meskipun pub
Rusia pengunjung bisa dari Rusia, Eropa atau negara lain seperti kami. Orang Arab
banyak juga karena mudah dikenali dari
fisik dan pakaian mereka. Pengunjung larut dalam kegembiraan mendengarkan musik
dan tari Rusia. Para petugas, pelayan, pemusik, penyanyi dan penari menggunakan
pakaian khas Rusia. Kami menikmati
jamuan menikmati pertunjukan dan “menonton orang-orang” sampai menjelang pub ditutup.
Kesempatan ketiga adalah mengikuti Desert Safari. Saat para eksekutif
bermain golf aku dan Is mencari acara
sendiri, menikmati petualangan di gurun di luar kota Dubai. Ada banyak perusahaan travel dan turisme yang
menyelenggarakan paket Desert Safari. Rata-rata bertarif DHS 160 atau sekitar
US $ 50 per orang. Acara pertama adalah
dune bashing, berkendara dilautan gunungan pasir dengan mobil sport khusus cruisher 4x4. Kami boleh
menjajal mengemudi sendiri di padang pasir, tapi tentu saja memerlukan ketrampilan khusus. Menjelang malam kami tiba di perkampungan Arab untuk
dinner buffet (makan malam) ala padang pasir. Deretan makanan ala Arab tersedia di meja saji
yang panjang, penuh dengan pelbagai
jenis masakan dari daging penuh dengan rempah-rempah yang terasa aneh di
mulutku. Kemudian sambil bersantai di atas permadani, kami dipersilakan menikmati shisha (merokok
ala Arab dengan mengisapnya melalui pipa panjang) dan menyaksikan belly dancing
(tari perut) bersama para pelancong lain yang kebanyakan bule. sementara bintang-bintang bertaburan di langit. maka terbayanglah olehku kehidupan
suku-suku Badewi dan para raja mereka.