Kemegahan Dubai |
Hari kedua di Dubai. Selasa, 7 November
2006. Pagi-pagi benar kami berangkat bersama menuju lokasi Index Dubai 2006.
Sebagai pintu gerbang Timur Tengah ke Eropa dan Afrika, Dubai memiliki banyak
event pameran perdagangan tingkat dunia. Index Dubai 2006 diselenggarakan di
Dubai International Convention and Exhibition Centre. Pada tahun 2006 Index
diikuti oleh 1700 perusahaan dan 53 paviliun negara peserta termasuk Indonesia.
pameran difokuskan pada industri interior termasuk di dalamnya furniture,
flooring, lighting, textiles, wall covering dan accessories.
Index Dubai 2006 digelar oleh dmg world
media, sebuah event organizer papan atas yang sukses menyelenggarakan pelbagai
pameran di Bahrain, India dan Dubai. Selain menyelenggarakan pameran dmg world
media juga menerbitkan Gulf Interiors, sebuah majalah perdagangan interior
regional yang dihormati di Timur Tengah. Dalam sebuah terbitan pameran (show
news), Guy Roukaerts, editor Gulf Interior bicara tentang perubahan selera di
bidang interior, gaya lokal dan apa yang belum diperhatikan di tingkat lokal. Diapun
memberikan nasihat praktis bagi perusahaan interior yang ingin memasuki pasar
Timur Tengah: “I’d like to say three things : research, research and
research.”
Pameran dibuka oleh Sheikh Muhammad dan
dihadiri oleh para duta besar dan perwakilan negara peserta. kami mengunjungi
paviliun Indonesia. di paviliun itulah beberapa pengusaha dan pengrajin Jawa
Barat memamerkan karya terbaik mereka. Pak Wahid, Dutabesar RI untuk Uni Emirat
Arab yang berkedudukan di Qatar mengunjungi stand Jawa Barat dan cukup lama berkeliling
memperhatikan produk yang ditawarkan sambil bercakap-cakap dengan para penjaga
stand maupun pengusaha. Kang Bachtiar dari TVRI Jawa Barat mengabadikan
momen-momen berharga tersebut, tidak lupa pula membuat wawancara dengan
Dubes, disaksikan Gubernur Dany Setiawan, Ketua DPRD HAM Ruslan serta
anggota Komisi B : MQ Iswara dan aku, juga bupati Cirebon Dedi Supardi, serta
Kadis Indag Agustiar serta Kabiro Umum Kohar. Nampak terkesan dengan
penampilan stand Jawa Barat di paviliun Indonesia serta suasana kekeluargaaan
saat beramahtamah, Dubes mengundang kami untuk makan siang.Siang itu jadilah
kami makan siang di sebuah rumah makan. Aku tidak ingat lagi di rumah makan
apa. Pak Dubes berbicara banyak mengenai peluang usaha di Timur Tengah dan
upayanya mengundang para investor ke Indonesia. di luar masalah ekonomi,
masalah yang banyak dibicarakan adalah mengenai masalah tenaga kerja Indonesia
di Timur Tengah.
Keesokan harinya kami bertemu lagi
dengan pak Dubes. Kali ini kami menghadiri pertemuan antara Dubes dengan
masyarakat Indonesia di Dubai, bertempat di sebuah hotel. Para pejabat
perwakilah KBRI di Dubai hadir. Senang sekali bertemu dengan banyak saudara
dari Indonesia nun jauh di sana di Dubai. Pertemuan berlangsung hingga larut
malam diselingi dengan sambutan-sambutan serta musik sebagai hiburan.
Sebelum kembali ke Qatar pak Wahid masih
berkesempatan mengunjungi kami di tempat kami menginap. Pada pertemuan sambil
sarapan pagi ini kami sempat berbincang-bin cang lebih santai dan aku sempat
bertukar kartu nama. Dia bercerita mengenai masa jabatannya yang akan berakhir
dan kemungkinannya untuk menduduki sebuah posisi memimpin lembaga yang
mengurusi tenaga kerja setingkat departemen. Dia pun bercerita mengenai
keinginannya memiliki sebuah rumah di Bandung jika nantinya kembali ke
Indonesia. (belakangalembaga yang dimaksudkannya ternyata dipimpin oleh Jumhur
Hidayat, sedangkan pak Wahid kemudian menjadi staf ahli Menteri Tenaga Kerja).