Menjelang tahun kedua di periode
keduaku di DPRD Provinsi Jawa Barat (2004-2009), pimpinan fraksi PDI Perjuangan memutuskanku
keluar dari Komisi B dan Panitia
Anggaran untuk ditempatkan menjadi anggota Komisi D. Komisi D membidangi pembangunan yang meliputi : pekerjaan umum
(kebinamargaan, pengairan, tata ruang dan
pemukiman), perencanaan dan pengendalian, pembangunan regional,
pengelolaan pelabuhan laut dan udara regional, perhubungan dan telekomunikasi,
pertambangan dan energi, perumahan rakyat, penelitian dan pengembangan daerah,
pengendalian dan perlindungan lingkungan hidup. Seingatku, tidak berapa lama
kemudian aku menggantikan posisi Yadi Srimulyadi sebagai Wakil Ketua Komisi D,
sedangkan Dadang Naser sebagai Sekretaris.
Yadi kemudian menjadi Wakil Bupati Bandung. Dadang kini menjadi Bupati Bandung, setelah periode Yadi
berakhir.
Selama di Komisi D, hampir seluruh sudut-sudut Jawa Barat
kudatangi sampai sudu-sudutnya yang paling terpencil, gunung sungai danau hutan
dan laut. Jalan raya, jalur kereta api, pelabuhan, bandar udara, pembangkit
listrik, semua itu kudatangi. Beberapa
proyek besar untuk kemajuan Jawa Barat kudorong untuk dilaksanakan
pembangunannya oleh Pemerintah,khususnya Gubernur. Proyek yang sudah
berjalan adalah Bendungan Jatigede dan
jalan tol Cileunyi Dawuan. Sementara Bandara Kertajati nampaknya kurang
mendapat perhatian Gubernur. Pelabuhan Cilamaya juga tidak jelas masa depannya.
Masalah yang sulit terpecahkan atau belum bisa
tuntas diselesaikan adalah perambahan hutan lindung, pencemaran sungai oleh
industri, pengelolaan sampah di kota-kota besar, polusi udara baik oleh
industri maupun kendaraan, banjir terutama di pantai utara , rawan air bersih
terutama di cekungan Bandung dan kesemrawutan lalu lintas.
Kelistrikan terus menerus
ditingkatkan jangkauannya, namun menurut perkiraanku jangkauannya baru mencapai
80% rumah tangga. Kendati Jawa Barat memiliki tiga bendungan besar untuk
dijadikan pembangkit listrik : Purwakarta, Saguling dan Cirata, namun kebutuhan
energi untuk industri belum terpenuhi sepenuhnya. Industri mengatasinya dengan
menggunakan batu bara sebagai sumber energi. Masalahnya debu dan limbah
batubara yang dibuang begitu saja menimbulkan persoalan lingkungan hidup.
Limbah batu bara sering dibuang begitu saja di pinggir jalan antara
Bandung-Cirebon.
Sumber energi listrik yang ramah
lingkungan adalah panas bumi yang berasal dari gunung berapi yang banyak
tersebar di Jawa Barat, meskipun demikian baru beberapa gunung atau kawah yang dimanfaatkan : Kamojang, Wayang Windu,
Darajat, dan Halimun. Potensinya sangat besar, tinggal menunggu keseriusan
pemerintah untuk mengelolanya, karena investasi yang diperlukan memang sangat
besar.