Sekitar tahun 2017 saya diminta kawan kawan; kang Drajat, kang Peri, kang Stanis, kang Supriyadi dll. menjadi ketua panitia seminar pengajuan Bagus Rangin sebagai pahlawan nasional. Sekretarisnya adalah kang Frans Sopandi dari Tanjungsari, Sumedang.
Bagus Rangin adalah tokoh yang
memimpin perlawanan terhadap Belanda dalam Perang Cirebon pada tahun 1815-1821. Ia dilahirkan di Rajagaluh dan makamnya tersebar di beberapa tempat, Majalengka, Karawang dan Bandung.
Kamipun mengadakan rapat di DPD PDI Perjuangan Jawa Barat di Jl. Pelajar Pejuang 45 No. 1 dan Ruang Fraksi PDI Perjuangan di Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat di Jl. Diponegoro. Pertama-tama kami mencari tahu tata cara untuk mengajukan seorang tokoh menjadi pahlawan nasional. Saat mencari peraturan perundang-undangannya yang terkait dengan itu, kami menemukan fakta bahwa ternyata sudah ada proses penelitian oleh TP2GD, seminar dan pengajuan Bagus Rangin oleh Pemerintah Kabupaten Majalengka yang disampaikan ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk selanjutnya dikirim ke Jakarta. Terhadap pengajuan itu ada jawaban bahwa pengajuan belum bisa dikabulkan oleh pemerintah karena kurangnya data. Pemerintah dalam hal ini lembaga yang berkompeten memberikan kesempatan satu kali lagi untuk mengajukan. Peluang inilah yang ingin kami manfaatkan.
Kami kemudian merancang seminar yang kedua bertempat di Cirebon. Kami juga melakukan napak tilas jejak perjuangan Bagus Rangin di sekitar Cirebon Indramayu dan Majalengka. Selain itu kami juga mengundang keluarga Bagus Rangin di Bandung juga menziarahi makamnya di Banjaran. Kami juga menghadap pak Tb. Hasanuddin sebagai tokoh Majalengka dan nara sumber pada seminar yang pertama.
Dalam perjalanan kami mengalami kesulitan teknis untuk pelaksanaan seminar, sehingga kami kemudian mengatasnamakan diri sebagai masyarakat dan mengajukan pengusulan Bagus Rangin sebagai pahlawan nasional melalui pemerintah kabupaten Majalengka. Dan setelah itu sampai beberapa waktu kami tidak memperoleh perkembangan apapun. Maka kamipun hanya bisa menunggu dan berharap.
Kurang lebih setahun kemudian kami menemukan momentum untuk kembali melanjutkan usaha mengusulkan Bagus Rangin. Saat itu saya diundang kang Drajat bertemu Prof. Nina Lubis dan keluarga Bagus Rangin di sebuah rumah makan di Cibaduyut. Saat itu Prof. Nina menyatakan niatnya untuk menerbitkan buku mengenai sepak terjang Bagus Rangin. Tentu saja kami dan keluarga Bagus Rangin menyambut dengan antusias. Setelah Prof Nina pulang, para wartawan koran dan radio melakukan wawancara live di tempat tersebut.
Untuk penerbitan buku diperlukan sejumlah dana, maka kami berupaya mempertemukan Prof Nina dengan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil. Kami pun minta tolong bu Ineu Purwadewi, Ketua DPRD Jawa Barat. Maka Prof Nina bertemu bu Ineu dan kemudian bisa bertemu dengan Gubernur. Gubernur berkomitmen untuk membantu.
Beberapa waktu kemudian, kang Drajat menyampaikan undangan seminar Bagus Rangin yang diselenggarakan Prof Nina di Gedung Sate. Setelah itu usulan kedua pengajuan Bagus Rangin sebagai pahlawan nasional dari Jawa Barat pun dikirim Gubernur ke TP2GP (Tim Pengkajian dan Pengajuan Gelar Pusat) di Jakarta. Jika memenuhi syarat akan diajukan oleh Menteri Sosial kepada Presiden. Kami punya harapan besar bahwa pengajuan inii akan dikabulkan.
Pada tanggal 9 November 2020, nama-nama pahlawan nasional diumumkan oleh Presiden di Jakarta. Sayang nama Bagus Rangin tidak termasuk di dalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar