“Shenzhen, covering an area of 1984.69
square meters, is east to the Daya and Dapeng Bay, west to Pearl River, north
to Dongguan and Huizhou and south to Hong Kong. It consists of 6 districts:
Luohun, Futian, Nanshan, Yantian,Bao’an and Longgang, of which the last two are
not located in the Special Zone.Azalea is the the municipal flower of Shenzhen.
In the city there are skyscrapers everywhere. There are fisherman wedding dance
when fisherman hold weddings, dragon dance in the 2 nd day of Chinese New Year,
dragon boat competition in Dragon Boat Festival” (chinese.com).
Berangkat dari Cengkareng dengan
menggunakan pesawat GIA nomor penerbangan GA 860 kelas Y dengan nomor kursi
41 K aku dkk tiba di Hong Kong tanggal 2 Desember 2005 pagi. Dennis Te tour
coordinator dari One China Tour yang berkantor di Causeway Bay mengantar keliling
HK sehari semalam. Dennis ternyata pandai berbahasa Indonesia karena lahir di
Indonesia. Keesokan paginya aku menyebrang dengan menggunakan ferry ke
pelabuhan Shekou di Shenzen, China daratan.
Harga tiketnya sekitar 150 yuan atau RMB (renmimbi).
Berbeda dengan ferry di tanah air,
ferry di HK seperti pesawat terbang pelayanannya. Tertib bersih nyaman dan
berkelas. Ada pramugari cantik dengan
seragam mirip tentara tampil dengan senyuman. Senyuman adalah sesuatu yang
standar dijumpai dalam pelayanan publik di HK atau China. Beda dengan bayangan
orang tentang sebuah negara Komunis, para pekerja di sektor publik selalu
tersenyum dalam pelayanannya.
Pemandangan di laut sungguh indah.
Bayangan HK dan China daratan nampak samar di kejauhan. Kapal-kapal dan ferry
bersliweran. Di kejauhan jalan-jalan tol yang menghubungkan HK dan China
daratan dipenuhi kendaraan. Ya HK dan Shenzen terhubung dengan banyak moda
transportasi, ferry, mobil dan pesawat terbang. Meski HK secara resmi sudah
kembali menjadi bagian dari China tapi HK masih seperti sebuah administrasi
tersendiri. Keluar dari HK menuju wilayah China daratan harus menunjukkan paspor. Mata uang HK masih
dipertahankan dengan HK $ sementara China dengan yuan atau RMB. Penduduk HK
hidup dengan standar ekonomi yang lebih tinggi. Ada anekdot, supir di HK bisa
punya istri muda di China karena, karena penghasilan mereka yang tinggi. Merupakan
kebanggaan perempuan China memiliki suami orang HK atau bahkan... orang
Indonesia !
Tiba di Shekou port tengah hari,
kami langsung menuju jantung kota Shenzen. Oh mama sayange... aku terperangah
melihat pembangunan infrastrukur kota yang jauh meninggalkan kota Jakarta
sekalipun. Bangunan-bangunan berlomba menggapai langit biru. Geliat kehidupan
ekonomi nampak secara kasat mata dari jendela bus yang kutumpangi. Orang China
yang hidup dalam negri tirai bambu selama puluhan tahun tiba-tiba hidup dalam
era liberal yang kapitalistik. Mereka hidup seperti di kota metropolitan di
seluruh dunia bahkan lebih bebas dari penduduk Jakarta. Anak-anak muda
berpacaran dan berciuman di taman-taman kota. Pemerintah China nampaknya
membiarkan ada dua sistem di sana : Komunisme dan Liberalisme.
Acara malamku di Shenzen adalah menikmati sebuah
teater yang menggelar pertunjukan sendratari spektakuler tentang legenda
kepahlawanan China. Pertunjukan dibuat secara kolosal dengan ratusan penari dan
property yang canggih seolah-olah kita melihat drama kehidupan yang
sesungguhnya. Tata panggungnya begitu
hidup, tata cahayanya begitu bagus, tata suaranya menggetarkan sementara musiknya
sangat oriental dengan suara perkusi
yang dominan sehingga penonton terbawa ke dalam kehidupan China yang
sesungguhnya. Para artis China bekerja dengan totalitas dan profesionalitas
yang tinggi. Sungguh sebuah pertunjukkan
yang mengesankan.
Malam itu Kami menginap di pusat kota. Di depan hotel tempatku
menginap ada sebuah adult shop dengan interior yang transparan disorot lampu
warna biru. Di dalamnya dijual aneka alat dan produk yang berhubungan dengan
urusan orang dewasa. Semua ini nampak jelas terlihat dari luar saat kita
berjalan di trotoar. kami pun mengunjungi pasar yang menjadi pusat perbelanjaan
dari aneka produk yang diproduksi di Shenzen dan China pada umumnya. Suasanya persis
seperti di Mangga Dua atau Tanah Abang atau bahkan seperti di Klewer. Pelayannya gadis-gadis China yang yang cantik.
Mereka sangat terkesan dengan orang Indonesia.
Tanggal 5 Desember kami
meninggalkan Shenzen. Di pelabuhaan Shekou kami melihat-lihat toko buku di
terminal keberangkatan. Buku-buku bergambar model nudis China dijual bebas. Setelah
mendapatkan exit permit dari imigrasi RRC, dengan menggunakan ferry bernama
Pengjiang kami menuju HK. Memasuki HK
ferry langsung terkoneksi dengan bandara HKIA (Hong Kong International Airport). Kami harus membayar tiket CAAC Airport Management and Construction Fee
seharga 50 RMB. Di dalam bandara kami
berjumpa dengan banyak gadis Indonesia yang akan kembali ke Indonesia dengan
pesawat yang sama. Mereka adalah para asisten rumah tangga yang bekerja di HK. Penampilan
mereka sangat modis dan wajah mereka ceria. Kuharapkan tidak ada pemerasan saat
mereka kembali di tanah air.
jika anda ingin merasakan kemenangan di dalam
BalasHapusbermain togel hbg mbah WOWO di nmr
(_0853_2888_0180_) jika ingin mengubah nasib
seperti kami sudah 3 x terbukti trim’s roo,mx
sobat
jika anda ingin merasakan kemenangan di dalam
bermain togel hbg mbah WOWO di nmr
(_0853_2888_0180_) jika ingin mengubah nasib
seperti kami sudah 3 x terbukti trim’s roo,mx
sobat