Tahun 2011 bagiku sebagai seorang ayah adalah tahun yang istimewa. Pada saat ini aku diwisuda sebagai doktor administrasi pendidikan, putriku-Dea diwisuda sebagai magister ilmu lingkungan dan putraku-Sidiq diwisuda sebagai sarjana hukum.
Dea
Saat itu Program S2 PPSDAL Unpad bekerjasama dengan Twente University Belanda membuka program double degree. Putriku termasuk yang lolos mengikuti program itu, dengan demikian ia bersama tiga kawannya berangkat ke Belanda pada tahun kedua.
Dea membuat dua buah tesis untuk Twente University dalam bahasa Inggris dan untuk Unpad dalam bahasa Indonesia. Uniknya ia lebih dulu lulus di Twente University dengan mendapat gelar MSc., baru kemudian lulus di Unpad dengan mendapat gelar MIL. Saat wisuda ia mendapat predikat cum laude dan langsung diminta mendaftar ke S3 dengan memperoleh bea siswa.
Sidiq
Anak keduaku, Sidiq - biasa kami panggil Dimas, pindah dari program studi hukum pidana ke program studi tata negara. Selain aktif sebagai ketua Komisariat GMNI FH Undip, Semarang, ia juga memimpin grup debat hukum dan pernah menyabet posisi runner up di tingkat nasional yang diselenggarakan di UGM. Di luar kampus ia aktif di Perludem. Meski sempat diskors dari kampus ia akhirnya bisa menyelesaikan tulisan hukumnya yang berkait dengan Pemilu.
Putraku diwisuda di fakultasnya bertempat di Hotel Patra Jasa, masih di kawasan atas. Di sini wisuda dilakukan oleh Dekan dan Ketua Prodinya. Acara berlangsung hingga tengah hari.
Setelah diwisuda di fakultas Sidiq diwisuda di universitas dan sidang senat terbuka dipimpin oleh Rektor. Dengan demikian ia berhak menggunakan gelar SH. Dosen-dosennya meminta ia langsung melanjutkan ke S2. Tapi anakku masih mikir mikir.
Kami bertiga kemudian pergi ke foto studio untuk mengabadikan kenangan. Ibu, aku, istriku, Dea, Sidiq dan Praja. Kami pun berfoto dengan menggunakan toga. Dimas dengan toga sarjana, Dea dengan toga magister dan aku dengan toga doktor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar