Jumat, 21 Oktober 2011
Menyebrangi Selat Bali
Pantai Sanur
Bus PJKA tiba di pelabuhan Ketapang, di ujung timur pulau Jawa. Para penumpang diturunkan dan menunggu beberapa saat sebelum memasuki fery roro. Lautbiru yang luas langsung memberi suasana lapang. pasir terhampar sepanjang pantai nampak sampai kejauhan. Pohon nyiur di sela-sela pemukiman melambai ditiup angin. Nampak Ada beberapa dermaga tempat fery bersandar. Berjalan di dermaga menuju fery kami bisa melihat anak-anak telanjang berenang-renang di air laut yang jernih.
Orang-orang melemparkan uang koin Rp 500 atau Rp 1000 ke dalam laut dan dengan sigap anak-anak tersebut menyelam mengejarnya sebelum kemudian muncul ke permukaan air sambil menunjukkan uang tersebut yang kemudian menjadi milik mereka. Ternyata B ukan hanya anak kecil. Beberapa orang dewasa juga berenang-renang di antara mereka melakukan aktivitas yang sama yang nampaknya menjadi mata pencarian mereka.
Penumpang langsung naik ke dek. Mobil-mobil diparkir sedemikian rupa di dasar kapal sehingga tidak saling menabrak ketika fery bergerak. Setelah penuh, fery pun diberangkatkan. Ketika pelan-pelan fery bergerak meninggalkan pelabuhan, pulau Jawapun nampak menjauh. Biasanya aku melihat ujung pulau hanya dari peta, kini ujung pulau Jawa itu nyata dan pelan-pelan kami tinggalkan. Fery bergerak pelan menyebrangi Selat Bali. Kata seorang petugas jika arus selat Bali sedang deras fery harusbergerak sedemikian rupa agar tidak terbawa arus ke selatan, ke Samudra Indonesia.
Kami berjalan-jalan ke luar meninggalkan tempat duduk dan Berdiri di luar merasakan angin yang berhembus keras sambil melihat luasnya laut biru. Tidak lupa mengabadikannya dalam foto. Jika lelah di luar kamipun masuk kembali ke ruangan. Sambil duduk kami menonton video musik atau film yang diputar di layar televisi. Atau tertidur...
Samar-samar bayangan pulau nampak di kejauhan. Pulau Bali. Fery pun bermanuver mendekat ke dermaga pelabuhan Gilimanuk. Oh... sungguh indah. Laut yang bening. Karang nampak di antara pasir. Ya kami telah tiba di pulau dewata. Kamipun keluar dari fery berjalan di dermaga menuju daratan. Kami beristirahat sejenak di pelabuhan. Membersihkan diri, melaksanakan shalat zuhur dan ashar sekaligus.
Bebeberapa waktu kemudian kami semua sudah duduk di dalam bus yang segera berangkat menuju Denpasar. Perjalanan di pulau dewata pun dimulai. Bus melalui hutan yang masih lebat di taman nasional Bali Barat. Pemandangan yang mengasyikkan. Keluar hutan kami melewati kabupaten Jembrana. Suasana Bali pun menyergap. Pesawahan luas, samudra Indonesia, desa-desa yang permai, rumah-rumah penduduk yang dengan pagar berukir, pura, umbul-umbul, sesajen, dan iring-iringan prosesi upacara. Kota yang kami lewati bernama Negara, yang merupakan ibukota kabupaten Jembrana. Ini adalah kota pertama yang kami lewati. Sayangnya kami telah lelah dan kemudian tertidur .
Pulau Bali
Menjelang malam kami tiba di Denpasar, di kantor PJKA di jalan Diponegoro. Kami pun mencari taksi yang mengantarkan kami pada sebuah hotel melati. Setelah makan malam kami bersiap-siap istirahat karena kami berrencana esok pagi ke pantai Sanur. Kami pun tidur di satu kamar. Berlima bersama istri dan ketiga anakku.
Alhamdulillah, akhirnya kami tiba di Pulu Bali.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar