Pagi hari di tanggal 31 Desember kami bangun untuk salat subuh mandi dan berganti pakaian. Mas Yono dan nyonya sedang sudah berangkat ke pasar. Saat kami menikmati minum kopi dan teh yang disajikan, mas Yono kembali. Kami pun terlibat dalam pembicaraan yang seru mengenai pengalaman perjalanan antara Lampung dan Bengkulu.
Tidak lama kemudian nyonya Yono menyiapkan sajian sarapan pagi. Ada bermacam macam masakan tersaji di meja. Kebanyakan adalah makanan laut seperti udang dan ikan. Kami makan pagi bersama.
Kawan kuliah dik Yus di STKS yang menjadi pejabat di Bengkulu datang bersama istrinya. Mereka pun kami ajak sarapan. Lalu kami berbincang-bincang mengenai banyak hal. Kami juga tidak lupa berfoto bersama di rumah mas Yono yang merangkap sebagai tempat usaha konveksi dan sablon. Nama resmi perusahaannya adalah Adiguna Bordir. Di Bengkulu mas Yono tergolong pengusaha yang sukses. Adik serta anaknya pun memiliki usaha.
Setelah kawan dik Yus pamit, kamipun berpamitan senyampang masih pagi. Saat hendak berangkat mbak Katmi datang bersama suami dan anaknya. Kamipun berfoto bersama. Lalu dengan beriringan dalam dua kendaraan kami meninggalkan rumah mas Yono.
Sebelum meninggalkan kota Bengkulu mas Yono mengajak berkeliling kota. Kami pun singgah di Rumah Bung Karno. Karena hari itu hari terakhir di tahun 2017, banyaklah orang yang datang berwisata. Kami melihat lihat satu persatu ruangan di rumah itu dan melihat barang-barang peninggalan Bung Karno seperti kursi tamu, tempat tidur, meja makan, sepeda dan buku-buku sambil membaca keterangannya. Setelah puas melihat lihat di dalam, kamipun berjalan jalan di halaman depan yang luas lalu berfoto selfi maupun berfoto bersama.
Dari rumah Bung Karno kami mengarah ke pantai. Setelah berjalan sekitar tiga kilometer kami sampai di Pantai Panjang. Ratusan pohon cemara berjajar meneduhkan pantai. Mobil mobil dari berbagai kota menuhi tempat parkir di sepanjang jalan. Wisatawan dari berbagai kota provinsi dan pulau sudah mulai memenuhi pantai. Di sinilah puncak perayaan pergantian tahun akan dilaksanakan nanti malam.
Dari Pantai Panjang kami menuju luar kota. Di batas kota kami berpamitan dengan keluarga mas Yono. Kamipun melanjutkan perjalanan ke Lampung. Di perjalanan kami beristirahat untuk makan siang. Bekal makanan dari nyonya Yono sangat banyak sehingga kami tidak perlu makan di restoran.
Sepanjang perjalanan banyak orang menjual duren. Kami berhenti untuk beristirahat sambil menikmati duren Bengkulu yang lezat. Setelah puas menikmati duren kamipun melanjutkan perjalanan.
Perjalanan melalui Jalan Lintas Barat Sumatra sungguh menyenangkan. Kami kembali menyusuri pantai pesisir barat Sumatra. Kota kota yang tidak terlihat jelas saat berjalan malam kini terlihat jelas. Pemandangan pantai sepanjang ratusan kilometer bisa kami nikmati. Beberapa pantai benar benar berada di tepi jalan sehingga kami memandanginya dengan leluasa seolah sedang berwisata pantai.
Alhamdulillah, lepas waktu waktu ashar kami sudah memasuki hutan. Jalan jalan benar sepi. Hanya ada satu atau dua mobil yang kami lihat. Hutan lebat dan jalan yang menanjak membuat perjalanan terasa seperti sebuah petualangan. Dari balik pepohonan muncul puluhan primata berukuran besar dengan bulu hitam atau pirang. Mereka dengan santai berloncatan di jalan dan pepohonan. Sungguh pemandandangan yang tidak terlupakan.
Setelah melewati hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan malam pun datang. Aku terkantuk kantuk dan tertidur. Setelah jalan panjang mendaki dan berliku kami memasuki Kabupaten Tanggamus. Sekitar pukul 20.00 kami salat dan beristirahat di sebuah masjid yang indah bersih luas dan nyaman. Kami ngopi sambil menikmati udara malam yang segar. Sekitar satu jam kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Wonosobo.
Menjelang tengah malam kami telah tiba di rumah ibu dik Somadin. Keluarga tak henti henti bertanya mengenai perjalanan kami. Kami pun dengan bersemangat bercerita mengenai pengalaman ke Bengkulu pp.
Saat waktu menunjukkan waktu pukul 00.00, terdengar peluit dari kapal yang berlabuh di pantai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar