Minggu pagi, 9 Oktober 2022 yang cerah. Sekitar pukul 09.30 WIB saya meninggalkan rumah bersama nyonya keluar dari kota Cileunyi dan Jatinangor memasuki jalan tol Cisumdawu/Padaleunyi menuju pintu tol Buahbatu.
Keluar pintu tol Buahbatu, jalan terasa lengang sehingga terasa nikmatnya berkendara. Sekitar dua puluh menit kemudian kami sudah memasuki kota Baleendah.
Ketika memasuki Jalan Jaksa Naranata, keramaian "pasar tumpah" membuat saya harus memperlambat kendaraan hingga memasuki halaman Sekretariat DPC PDI Perjuangan Kabupaten. Jalan penuh sesak oleh para PKL yang berdagang aneka macam barang dan pengunjung yang berbelanja. Harga harga sangat murah. Ada pula penjaja sewaan kuda untuk anak anak.
Kami memasuki masjid. Beberapa kawan sudah menunggu. Ada Ceu Wewen, Ceu Imas, Ceu Ai dan Bu Fatimah. Di dalam masjid sudah ada Mas Hesti dari Bamusi (Baitul Muslimin Indonesia) dan Ustad Wawan dari Cicalengka.
Sekitar pukul 11.00 WIB acara Peringatan Maulid Nabi dimulai. Setelah dibuka Mas Hesti, saya memberi sambutan atas nama Partai dan kemudian Ustad Wawan Sam menyampaikan ceramah terkait kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dan juga jasa jasa Bung Karno memerdekakan bangsa dan negara Indonesia.
Sepanjang
ceramah Ustad Wawan Sam, hati saya tersentuh haru mengenang kepemimpinan Nabi
Muhammad SAW yang oleh Bung Karno diakui sebagai the greatest leader. Demikian
juga dengan perjuangan Bung Karno dan para
founding fathers dalam memerdekakan
bangsa dan negara dari penjajahan. Bahkan tujuh orang kakek dari Ustad Wawan
Sam mati syahid dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Usai salat zuhur kami berkumpul untuk "botram". Ada nasi tumpeng kiriman kawan kawan Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Bandung untuk disantap bersama. Ada pula nasi uduk yang dibuat kawan kawan Srikandi Perjuangan. Kami pun makan bersama.
Saat keluar halaman masjid, keriuhan pasar tumpah sudah berakhir. Saya melanjutkan perjalanan ke KTSM Banjaran melalui Pameungpeuk untuk menghadiri resepsi pernikahan putri seorang alumnus SMP Negeri 1 Banjaran.
Dari KTSM / Industri Sandang, kami melewati Desa Bojongkunci dan keluar di dekat MTs 3 Persis Pameungpeuk. Di Kulalet istriku mengajak singgah di gerai mie kocok langganan nya. Setelah itu kami salat ashar di sebuah masjid di samping gedung GKPN.
Saya memilih jalan pulang melalui kota Dayeuhkolot dengan menyebrangi Sungai Citarum yang airnya mulai meninggi lalu menyebrangi Sungai Cikapundung sambil memandang ke sebelah kanan jalan. Di belakang asrama tentara itu ada Krapyak cikal bakal Kabupaten Bandung. Di situ bersemayam para Bupati Bandung yang mula mula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar