Rapat Daring
Bersama Pacul
Masih di tahun 2022 ada undangan rapat daring dari DPP PDI Perjuangan Pesertanya DPP, 34 DPD dan 514 DPC PDI Perjuangan seluruh Indonesia. Dari DPD dan DPC yang diundang adalah KSB (Ketua Sekretaris dan Bendahara). Saya sudah menyiapkan diri untuk hadir via zoom. Saya agak terkejut karena Mas Tommy Adwil II mengingatkan via pesan di grup WhatsApp bahwa KSB harus hadir bersamaan di Kantor DPC masing masing. Saya pun segera menghubungi Sekretaris dan Bendahara untuk bisa hadir bersama sama di Sekretariat DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung di Baleendah. Sekretaris mengatakan "Insya Allah" sementara Bendahara mengatakan tidak bisa hadir.
Saya segera mandi, salat dan kemudian meluncur memasuki jalan tol Padaleunyi dan keluar di pintu tol Buahbatu. Nah dari mulai memasuki Transmart, Telkom university hingga komplek Podomoro jalan benar benar macet. Tapi setelah memasuki pertigaan Bojongsoang Dayeuhkolot Baleendah, lalin sudah terurai. Saya pun dengan mulus melewati jembatan Sungai Citarum lama lalu jembatan Sungai Citarum baru sampai tiba di Jalan Jaksa Naranata di Baleendah. Sekretariat kami bersebelahan dengan Kantor kejaksaan.
Tiba di Sekretariat saya langsung ke ruang rapat. Kang Sam sudah menunggu lengkap dengan peralatan : laptop, kamera dan pelantang. Kang Sam juga sudah melakukan log in. Jadi ketika saya datang rapat DPP yang diperluas sudah berjalan. Ketika itu Mas Hasto Kristiyanto, Sekjen DPP PDI Perjuangan sedang menyampaikan paparan.
Saya mengambil posisi dan membuka video lalu mengikuti Rapat daring tersebut.
Tidak berapa lama Kang Henhen hadir mendampingi. Sementara itu dari kantor DPP Mas Bambang "Pacul" Wuryanto menyampaikan arahan mengenai kepemiluan dari a sampai dengan z.
Kang Bima, Satgas yang juga merangkap office boy jika waktu luang, datang dengan membawa dua gelas kopi mix buat saya dan Kang Kang Henhen. Tidak berapa lama kawan kawan kopi berdatangan: gorengan.
Rapat hibrida masih berlangsung. Intinya masa penjaringan pencalegan (caleg = calon legislative) untuk DPD, DPR dan DPRD di PDI Perjuangan seluruh Indonesia sudah dimulai. Selain untuk fungsionaris pencalegan ini terbuka untuk kader, anggota, tokoh mayarakat, akademisi, artis, pengusaha, petani, Pemuda, ulama, aktivis mahasiswa, tokoh Koperasi, aktivis perempuan dlsb.
Proses penjaringan dengan menyusun bacaleg di setiap Dapil 200% x jumlah kursi. Mereka semua harus mendaftar secara daring dan yang memenuhi kriteria akan mengikuti psikotes sekitar empat sampai enam jam. Psikotes tertulis dilakukan secara daring pula. Ada delapan aspek yang akan ditelusuri melalui serangkaian tes yang disiapkan dengan serius oleh para psikolog. Ujungnya ada tiga kategori bacaleg. Namun apa saja kategorinya biarlah Ketua Umum Partai yang menentukan.
Adapun masa pencalonan ke KPU baru dimulai tahun 2023.
Pendidikan Dik anti korupsi
Pendidikan anti korupsi. Para bakal calon Legislatif (balonleg) dari PDI Perjuangan di seluruh tingkatan dan di seluruh wilayah di Indonesia mengikuti pendidikan anti korupsi di Sekolah Partai secara hibrida. Yang mengikuti secara luring (luar jaringan) adalah balonleg dari Provinsi DKI Jakarta. Mereka hadir di Sekolah Partai PDI Perjuangan di Jalan Lenteng Agung Jakarta. Sedangkan yang mengikuti secara daring (dalam jaringan) adalah seluruh balonleg dari luar Jakarta termasuk dari Provinsi Jawa Barat khususnya Kabupaten Bandung. Balonleg PDI Perjuangan dari DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung mengikuti pendidikan anti korupsi (PAK) secara daring dari rumah atau tempat masing masing menggunakan laptop ataupun telepon genggam.
Sekitar 27.282 balonleg dari seluruh Indonesia dan ada juga dari luar negeri mengikuti kegiatan PAK ini yang berlangsung pada tanggal 14 Desember 2022 dari pagi hingga petang. Ketua KPK Firli Bahuri menyampaikan sendiri materi mengenai bahaya korupsi, jenis jenis korupsi dan strategi memberantas korupsi.
Sementara dari kalangan internal ada paparan dari Hasto Kristiyanto, Djarot Saiful Hidayat, M. Nurdin dan pemateri lainnnya.
Pada sesi studi kasus banyak kasus kasus korupsi terungkap pada forum tersebut baik yang terjadi di Jakarta maupun di kota kota yang lain.
Para peserta membuat ringkasan materi PAK tersebut dalam bentuk manuskrip. Setidaknya ada tiga materi yang harus diringkas dan dilaporkan khususnya materi dari Ketua KPK.
Balonleg PDI
Perjuangan dari Kabupaten Bandung yang mengikuti kegiatan PAK tersebut sekitar
70 orang dari tujuh Dapil di Kabupaten Bandung. Setiap Dapil masing masing 10
orang balonleg, empat di antaranya balonleg perempuan untuk memenuhi kuota
perempuan 30%. Belum lagi ada sekitar sepuluh balonleg untuk DPRD Provinsi Jawa
Barat dan DPR RI.
Penjaringan dan Penyaringan
Pemilihan anggota legislatif (angleg) insya Allah akan dilaksanakan tanggal 14 Februari 2024, artinya tinggal 363 hari lagi. Partai politik peserta Pemilu sudah ditetapkan KPU. 17 kontestan di tingkat Nasional dan enam kontestan di tingkat lokal (Aceh atau NAD). Parpol parpol sudah melakukan rekrutmen baik dari internal maupun eksternal. Tidak terkecuali di PDI Perjuangan khususnya di Kabupaten Bandung tentunya.
DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung sudah sejak setahun ini melakukan pencarian bakal calon angleg (bacaleg). Mereka disebut pengampu dan ditugaskan di desa desa untuk membina wilayah ampuan nya. Proses ini adalah bagian dari penjaringan.
Para pengampu kemudian mendaftarkan diri secara online pada situs Silon DPP PDI Perjuangan. Setelah terdaftar mereka mengikuti psikotes secara daring. Psikotes diadakan oleh lembaga yang professional dan Independen. Psikotes tersebut berlangsung selama lima jam terdiri dari sembilan bagian yang masing masing memotret aspek tertentu dari kepribadian pengampu.
Sampai memasuki tahapan ini setidaknya kami memiliki sekitar 70 pengampu.
Untuk menyaring ke-70 bacaleg atau pengampu itu sampai menjadi usulan daftar calon sementara (DCS) kami membentuk Tim yang terdiri dari tujuh orang (Tim 7). Ketujuh orang ini melakukan penilaian baik secara subyektif maupun obyektif, kuantitatif maupun kualitatif terhadap bacaleg dengan berdasarkan peraturan partai yang berlaku secara Nasional dan muatan lokal baik itu kebutuhan yang bersifat kedaerahan maupun lebih spesifik lagi kelokalan.
Tenggat waktu penyaringan adalah tanggal 5 Februari 2023. Tim 7 pun memutuskan berkemah di luar Sekretariat selama tiga hari dua malam untuk mengetahui bobot para bacaleg secara menyeluruh dan kemudian melakukan pemeringkatan.
Kami membuat tiga kelompok besar kategori penilaian. Kategori pertama adalah amanat dari peraturan partai mengenai lama keanggotaan, jabatan struktural dan pengabdian terhadap partai. Kategori kedua penilaian berdasarkan poin poin yang diperoleh dari Rakor antara DPP DPD dan DPC PDI Perjuangan Kabupaten dan kota se Jawa Barat. Kategori ketiga terkait pelaksanaan tugas tugas kerja kepartaian di wilayah ampuan masing masing.
Setelah nilai dari masing masing bacaleg diperoleh, kami membuat peringkat dari setiap bacaleg di setiap Dapil. Peringkat berkisar dari satu sampai empat belas.
Langkah selanjutnya kami membuat simulasi nama nama bacaleg berdasarkan jumlah kursi yang diperebutkan disetiap Dapil, menempatkan bacaleg perempuan satu orang dari setiap tiga orang bacaleg, kemungkinan perubahan jumlah kursi di satu Dapil yang dialihkan ke Dapil lain dan kemungkinan perubahan Dapil itu sendiri.
Setelah bekerja satu hari satu malam, ada rapat kordinasi antara DPP PDI Perjuangan dengan DPD dan DPC PDI Perjuangan di empat Provinsi yakni DKI, Banten, Jawa Barat dan Aceh (NAD) yang menghasilkan rumusan baru. Dengan demikian kami menskors rapat Tim 7 untuk melakukan penyesuaian penyesuaian terlebih dahulu untuk kemudian di rapatkan kembali.
Seminggu kemudian kami berkumpul kembali di suatu tempat di dekat makam Marhaen untuk memeriksa format self assessment para bacaleg tapi akhir nya diputuskan bahwa format itu dikirim apa adanya ke DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat dan saya hanya mengetahui dan menandatanganinya saja.
Pertemuan Tim 7 dilakukan beberapa hari yang lalu. Kali ini kami menyusun usulan DCS yang lebih mendekati final kemudian menyampaikan nya dalam rapat pleno DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung. Rapat pleno berlangsung sekitar pukul 19.30 dan berakhir menjelang tengah malam. Nyaris hanya satu Dapil yang langsung bisa disetujui. Enam Dapil lainnya perlu didiskusikan dengan hati hati sampai akhirnya hanya satu Dapil saja yang belum bisa disetujui. Tapi pada akhirnya dengan musyawarah untuk mencapai mufakat, usulan DCS bisa disetujui bersama.
Berkumpul di Bekasi
Bekasi seperti menjadi ibukota kedua PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat. Sejak beberapa tahun ini saya sering sekali pergi dari Bandung menuju Bekasi untuk rapat kordinasi dengan DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat dan Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Keanggotaan dan Organisasi. Kadang kadang sendiri, kadang bersama Sekretaris, kadang bersama Sekretaris dan Bendahara, kadang dengan Ketua dan anggota Fraksi, kadang disertai Kepala Sekretariat DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung. Waktunya bervariasi meski lebih sering di atas pukul 12.00. Kadang acaranya hanya satu dua jam saja tapi sering juga seperti jam kerja dan kadang melewati tengah malam.
Hari Kamis kemarin, tanggal 9 Maret 2023, kami (Ketua Sekretaris dan Bendahara DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung) juga mendapat undangan rapat kordinasi di kota Bekasi. Kali bertempat di hotel Merapi Merbabu. Biasanya di hotel Santika, Horison atau Amaris.
Biasanya jika ke Bekasi bersama sama, saya stop over di pusat pemerintahan Kabupaten Bandung di Soreang, tepatnya di DPRD Kabupaten Bandung. Di sana saya memarkir mobil dan kemudian saya ikut Mobil Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bandung atau Mobil DPRD Kabupaten Bandung. Tapi karena Kang Henhen ada acara Bimtek di Purwakarta kali ini saya pergi bersama Bendahara.
Seusai salat subuh saya meninggalkan rumah memasuki Jalan Percobaan (Cileunyi), masuk ke Jalan Nasional dilanjutkan ke Jalan A. H. Nasution sampai bundaran Cibiru dan dilanjutkan ke Jalan Sukarno Hatta melewati simpang Gedebage, simpang Kiaracondong, simpang Buahbatu lalu berbelok ke kiri memasuki perumahan Batununggal. Pagi masih sepi dan beberapa portal belum dibuka oleh Satpam komplek.
Sekitar pukul 06.00 saya tiba di rumah Kang Dentarsa dan memasukkan mobil ke garasi. Saya pun masuk ke mobil Mazda warna merah dan duduk di kursi tengah. Di depan Cakra duduk di samping supir. Mobil keluar lewat Mengger lalu memasuki pintu tol Buahbatu memasuki Jalan tol Padaleunyi menuju Bekasi.
Udara cukup cerah. Jalanpun tidak padat dengan lalin. Setelah memasuki Jalan tol MBZ (elevated) sekitar pukul 08.00 kami tiba di kota Bekasi. Gerimis mulai turun saat kami melewati kampus Unisma dan Sekretariat DPC PDI Perjuangan Kota Bekasi. Kamipun mampir di SPBU Shell untuk membeli sarapan. Saya pesan secangkir kopi panas dan menikmati sepotong roti. Setelah itu kami memasuki halaman hotel Merapi Merbabu.
Saat memasuki lobby hotel saya lihat di lantai atas kawan kawan KSB DPC PDI Perjuangan dari berbagai kota sudah hadir dengan seragam merah. Kamipun menaiki tangga untuk bergabung.
Para ahli hisap berkumpul di tepi kolam. Saya (yang tidak termasuk ahli hisap), Sekretaris dan Bendahara, duduk semeja dengan kawan kawan dari Garut. Ngobrol soal keputusan PN Jakarta tentang mengabulkan satu dari sekian tuntutan Partai Prima yang intinya meminta KPU menghentikan proses Pemilu dan mengulang proses Pemilu yang sudah berjalan. Putusan PN Jakarta Pusat yang mengabulkan gugatan Partai Prima (poin lima) itu berbunyi:
“Menghukum Tergugat (KPU) untuk tidak melaksanakan sisa tahapan Pemilihan Umum 2024 sejak putusan ini diucapkan dan melaksanakan tahapan Pemilihan Umum dari awal selama lebih kurang 2 (dua ) tahun 4 (empat) bulan 7 (tujuh) hari,”
Kurang lebih dua jam kemudian kami memasuki ruangan. Kang Ono, Kang Ketut dan Teh Ineu tampil di depan. Kami berdiri, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Mars dan Hymne PDI Perjuangan. Acarapun dimulai. Fokus Rakor kali ini masih terkait dengan tahapan Pemilu. Kang Jeje Wiradinata, Ketua DPC PDI Perjuangan sekaligus Bupati Kabupaten Pangandaran menyampaikan best practice pemenangan Pemilu di Pangandaran.
Setelah rehat untuk isoma, acara dilanjutkan dengan mendengarkan arahan Bang Sukur Nababan. Tidak lama karena Bang Sukur harus mengikuti acara yang lain.
Setelah itu ada semacam coaching clinic untuk beberapa DPC PDI Perjuangan yang belum tuntas dalam menyusun usulan DCS. Sambil menunggu kami bertemu kawan kawan di lobby hotel. Untuk mengatasi kejenuhan sesekali terdengar gurauan mengenai Pemilu : terbuka, tertutup atau tertunda.
Karena Kang Henhen harus mengikuti Bimtek di Purwakarta, setelah magrib saya dan Kang Dentarsa meninggalkan kota Bekasi.
"Coaching clinic" masih berlanjut.
Malam Jumat itu lalin sekitar Bekasi cukup padat. Cakra membuka google map dan mencari rute tercepat menuju Bandung. Mbah Google mengarahkan kami ke Jatiasih yang membuat kami akhirnya nongkrong di kedai bebek goreng.
Sekitar satu jam kemudian kami memasuki jalan tol Japek lalu naik ke Jalan Mohammad Bin Zayed sejauh 49 km sampai memasuki Kerawang. Sekitar pukul 23.00 kami tiba di rumah Kang Dentarsa. Saya langsung berpamitan dan ke luar menuju Jalan Sukarno Hatta, berbelok ke Jalan Mohammad Toha lalu memasuki jalan tol Padaleunyi menuju Cileunyi. Gerimis mulai turun sampai saya tiba di rumah.
Kunjungan Sukur Nababan, Ribka Tjiptaning dan Ahmad Basarah ke Mason Pine
Malam Sabtu yang lalu tanpa direncana kami memasuki malam kedua terdampar di kamar sebuah hotel di Padalarang. Saat berada dalam situasi mengantuk dan menunggu datangnya waktu sahur saya mendapat kiriman foto dari kawan kawan saya Ketua DPC PDI Perjuangan se Provinsi Jawa Barat yang membuat kami tersenyum dan kemudian terlelap dalam selimut.
Ekspresi kepusingan para Ketua memang bisa dimengerti. Sejak hari Kamis pukul 09.00 mereka berkumpul di Padalarang dan satu persatu DPC dipanggil masuk ke ruang sidang untuk mempertanggung jawabkan hasil kerjanya menyusun usulan bacaleg di depan sebuah panel DPP PDI Perjuangan yang terdiri dari para tokoh partai seperti Bang Sukur, Mbak Ciptaning, Mas Basarah dan Mbak Wiryanti serta disaksikan oleh KSB DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat dan jajarannya. Saya sendiri tidak tahu persis apa yang terjadi di dalam, tapi intinya usulan DCS ditinjau dari berbagai segi lalu harus disesuaikan bahkan direvisi. Itulah yang membuat para Ketua, Sekretaris dan Bendahara DPC PDI Perjuangan Kota dan Kabupaten se Jawa Barat pusing tujuh keliling. Maklum penyusunan usulan bacaleg ini sudah melalui beberapa tahapan dan sudah melewati evaluasi oleh DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat. Di samping itu banyak juga bacaleg yang diusulkan sudah melewati proses pematangan selama hampir satu tahun.
Acara dimulai pada hari Kamis pukul 13.00 meski dokter Ribka Ciptaning dan Mbak Wiryanti Sukamdani sudah hadir sejak pukul 10.00. Pada pembukaan Dr Ahmad Basarah menyampaikan pidato terkait dukungan penolakan terhadap kehadiran timnas Israel di Indonesia dilihat dari aspek historikal dan konstitusional dan meminta kami semua menyampaikan kepada masyarakat pada umumnya.
Setelah acara pembukaan barulah acara pembahasan usulan bacaleg dari 14 DPC PDI Perjuangan dimulai dengan memanggil KSB DPC PDI Perjuangan satu persatu. Menurut jadwal 13 DPC lainnya menyusul pada keesokan harinya.
Sampai hari berganti menjadi Jumat baru sekitar tujuh DPC yang selesai. Kamipun terpaksa harus menginap. Karena tidak bersiap sebelumnya, Kang Henhen dan Kang Upi pulang. Tinggal saya sendiri. Sekitar pukul 03.30 saya ke resto untuk makan sahur. Saya masih bertemu dengan Mas Tri Walikota Bekasi dan Mbak Wiryanti, Ketua DPP PDI Perjuangan. Pukul 04.00 saya kembali ke kamar dan kawan kawan sudah menanti untuk berdiskusi.
Pada hari Jumat pagi masih melanjutkan pembahasan untuk satu DPC yang belum tuntas kemudian acara diseling waktu salat Jumat. Kami salat Jumat di masjid Al Irsyad tepat di seberang hotel Mason Pine.
Menjelang berbuka puasa ada kabar dari Kang Ryan bahwa panel DPP dibagi dua. Kami mendapat waktu disidang pada pukul 19.00 setelah DPC PDI Perjuangan Kota Cimahi. Ketika kami memasuki ruangan, kami menyalami Bang Sukur Nababan dan Dr Ribka Ciptaning dari DPP PDI Perjuangan dan Kang Ono Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat beserta jajarannya.
Apa yang terjadi di dalam belum bisa kami ceritakan sekarang. Intinya DPP mengarahkan penyusunan bacaleg yang dipandang ideal untuk mencapai target sehingga beberapa nama mengalami penyesuaian baik posisi maupun lokasi.
Ketika kami keluar, para Ketua Sekretaris dan Bendahara dari DPC yang lain sudah memenuhi koridor. Di antara mereka ada Bupati Kuningan dan Bupati Cirebon. Di lobby hotel ada kawan kawan dari KBB seperti Kang Dedy, Kang Pam dan Teh Maya. Kami hanya saling bertegur sapa namun tidak mengobrol seperti biasa.
Kami bergegas menuju kamar untuk membahas hasil sidang dengan DPP. Tetapi rasanya tidak sanggup lagi maka malam itu kami rayakan dengan menikmati mie goreng yang dibeli Kang Dariel dan Kang Ryan dari Padalarang. Kata Kang Ryan kami belum boleh pulang karena harus menunggu print out hasil pembahasan untuk diparaf. Sampai kami tertidur Kang Ryan belum datang.
Ketika tiba waktu sahur sekitar pukul 03.00 Kang Henhen dan Kang Upi membangunkanku untuk turun mencari hidangan makan sahur saya bergeming dalam selimut karena rasa kantuk yang luar biasa. Kang Henhen dan Kang Upi meninggalkan kamar menuju resto dan saya bertahan tidur. Ketika waktu menunjukkan waktu pukul 04.00 hari Sabtu saya terbangun dan bersahur dengan sebotol air mineral.
Sekitar pukul 07.00 Kang Ryan datang dengan membawa berkas hasil pembahasan. Kami bertiga memberi paraf pada hard copy file sebanyak 7 x 7 halaman ukuran A 7.
Kang Upi berpamitan untuk pulang. Kami masih membahas perubahan di dua Dapil yang memiliki 9 kursi. Setelah clear perubahan ini akan dirapatkan pleno oleh DPD pada pukul 10.00.
Sekitar pukul 11.00 saya meninggalkan hotel dan berkeliling di Kota Baru Bumi Parahyangan lalu parkir di halaman masjid Al Irsyad. Masih di parkiran saya melanjutkan tadarus Al Quran Juz ke 9. Saat azan berkumandang saya memasuki masjid untuk salat zuhur lalu berniat itikaf sampai menjelang waktu ashar.
Sekitar pukul 16.00 saya tiba di rest area KM 147 lalu tertidur di belakang kemudi. Saat terbangun saya melanjutkan tadarus hingga waktu magrib tiba.
Saat waktu magrib tiba saya ikut salat berjamaah lalu kembali ke mobil, berbuka dengan sebutir permen kopi dan melanjutkan perjalanan pulang ke rumah.
Berkunjung ke DPP PDI Perjuangan
Hari Rabu yang lalu, ada undangan dari DPP PDI Perjuangan untuk Ketua Sekretaris dan Bendahara DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat dan DPC PDI Perjuangan se Jawa Barat untuk hadir di Kantor DPP PDI Perjuangan di Jalan Diponegoro Jakarta pada hari Jumat, 14 April 2023, pukul 10.00. Sementara itu Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bandung menelponku untuk berkumpul di Komplek DPR RI Kalibata pada hari Kamis petang. Saya segera berkordinasi dengan Sekretaris dan Bendahara. Sekretaris tidak bisa berangkat karena sedang dirawat di RS Otto Iskandar Di Nata di Soreang. Sayapun meminta Wakil Sekretaris Bidang Internal untuk mewakili.
Pada hari Kamis pagi, Wakil Bendahara saya ajak ke Jakarta untuk menemani dan menyiapkan segala sesuatu selama di Jakarta. Pukul 10.00 Wakil Bendahara menjemput saya di rumah dengan sedan Mercedes Benz C300 nya yang disupiri Sekretaris PAC PDI Perjuangan Kecamatan Cikancung. Saat memasuki simpang Cileunyi terjadi kepadatan lalin arus mudik tetapi begitu memasuki Jalan tol Padaleunyi jalan terasa lengang. Sekitar pukul 12.00 kami sudah memasuki jalan layang MBZ Karawang dan sekitar pukul 13.00 kami sudah memasuki kota Jakarta.
Seperti biasa lalin di Jakarta cukup padat. Beruntung dari Jalan MT Haryono ada jalan alternatif menuju Kalibata. Sekitar 13.30 kami sudah tiba di pintu gerbang Komplek DPR RI. Seorang Satpam memandu kami memasuki komplek sampai di depan rumah Kang Ono Surono Anggota DPR RI dari Dapil Indramayu dan Cirebon yang kini menjabat sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat. Saat tiba di rumah D4-316 kami dipersilakan menunggu di ruang keluarga karena empunya rumah tidak ada di rumah. Sedang otw dari Cirebon kata Mas Aji yang menerima kami.
Saya dan Kang Luthfi pun berfoto di rumah dinas Wakil Rakyat tersebut.
Seingat saya ini kali ketiga saya ke Komplek DPR RI. Pertama kali bersama Kang Ferdi saat bertemu Mas Djatikusumo. Kedua kali bersama Kang Nandang saat bertemu Bung Jacobus Kamarlo dan menginap di rumahnya.
Setelah terkantuk kantuk di sofa kawan kawan Ketua DPC dari berbagai kota mulai berdatangan. Sekitar waktu asar Kang Ono pun tiba dari Cirebon. Kamipun membahas perihal penyusunan usulan bacaleg dan kesamaan sikap dalam rapat dengan DPP PDI Perjuangan keesokan hari.
Setelah berbuka puasa, sekitar pukul 19.00 kami berpamitan. Kami meninggalkan Kalibata menuju Menteng memasuki bundaran Hotel Indonesia dan disemprit polisi karena aturan plat mobil ganjil genap yang berlaku hingga pukul 21.00. Setelah pemeriksaan surat surat seperti SIM dan STNK Pak Polri menyilakan kami melanjutkan perjalanan setelah memberi sedikit nasihat.
Kamipun melewati Jalan M.H. Thamrin lalu melewati Sarinah, patung kuda, Monas, dan istana lalu memasuki Jl. Gajah Mada yang sedang terganggu oleh ada proyek MRT tahap dua. Kang Luthfi mengajak saya menginap di sebuah hotel di kawasan Glodok. Hotel Jayakarta di Jalan Majapahit.
Sekitar pukul 22.00 Kang Deni mengetuk pintu dan membawakanku sebungkus nasi untuk sahur nanti karena hotel tidak menyiapkan makan sahur. Saya mandi, salat tarawih, bertadarus dan berniat itikaf di malam 23 Ramadan. Sekitar pukul 01.00 saya makan sahur lalu tidur.
Alarm pertama berbunyi pukul 04.00. Saya bangun untuk minum air putih dan salat subuh.
Alarm kedua berbunyi pukul 08.30. Saya mandi berpakaian seragam partai lalu turun dari lantai sepuluh menuju lobby dengan menggunakan lift. Tidak lama kemudian Kang Luthfi dan Kang Deni menyusul. Kami check out kemudian menuju parkiran lantai dua dan meninggalkan hotel.
Setelah memasuki jalan Mangga Besar kami melalui jalan Karanganyar yang sempit. Jalan ini menjadi jalan pintas ke Jalan Ir H. Juanda. Kami tiba di Pasar Baru lalu menuju masjid Istiqlal, Lapangan Banteng, Hotel Borobudur, Gedung Panca Sila dan tiba di Stasiun KA Gambir. Jalan sangat padat pagi itu. Kami berbelok ke kiri memasuki taman Tugu Tani lalu menuju Jalan Kramat Raya, Cikini Raya, Teuku Umar dan tiba di Jalan Diponegoro. Tepat di depan Kantor DPP PDI Perjuangan kami berbelok ke kanan dan berhenti tepat di depan Kantor DPP PDI Perjuangan lalu turun menuju lobby.
Dari lobby kami menuju ruang rapat di lantai lima dengan menggunakan lift. Tiba di dalam kursi kursi sudah penuh. Kami bertemu Kang Dentarsa dan Kang Dwi. Saya duduk di kursi kosong di antara Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Cirebon. Di seberang depan jajaran DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat. Tidak berapa lama Sekjen dan beberapa Ketua DPP PDI Perjuangan memasuki ruangan. Ada Pak Ahmad Basarah, Ibu Ribka Ciptaning, Ibu Wiryanti Sukamdani dan Pak Sukur Nababan. Rapat dimulai.
Sekjen DPP PDI Perjuangan, Pak Hasto Kristiyanto memimpin rapat dan memanggil DPC PDI Perjuangan satu persatu tidak terkecuali DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung. Saya berdiri menyampaikan usulan bacaleg dan target perolehan kursi di DPRD Kabupaten Bandung disertai alasan alasannya.
Menjelang waktu salat Jumat rapat kordinasi DPP DPD dan DPC PDI Perjuangan ditutup. Kami menuju masjid di basement untuk menunaikan salat Jumat.
Usai salat Jumat saya dan Kang Luthfi ke luar ke Jalan Diponegoro menunggu jemputan. Sambil menunggu kami berswafoto di depan kantor DPP PDI Perjuangan yang megah.
Kami meninggalkan Kantor DPP PDI Perjuangan melalui Jalan Proklamasi di mana berdiri patung Bung Karno dan Bung Hatta. Di tempat inilah dulu proklamasi dibacakan Bung Karno atas nama bangsa Indonesia.
Dari jalan jalan Proklamasi kami menuju Rawamangun lalu memasuki jalan tol menuju Cawang dan meninggalkan kota Jakarta.
Jalan nampak lengang siang itu sampai kami tiba di Bandung dengan selamat.
Mengantar
Bacaleg ke KPU
Setelah melakukan rekrutmen dan assessment terhadap para kandidat akhirnya kami punya 55 orang calon anggota DPRD Kabupaten Bandung. Nah ke-55 orang kandidat ini kami antar ke KPU Kabupaten Bandung.
Hari Kamis, 11 Mei 2024. Sekitar pukul 08.00 kang Upi menjemputku di rumah. Alhamdulillah jalan menuju Sekretariat DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung di Baleendah cukup membuat lalin lancar. Setiba di sana Kang Nanang dan kawan kawan BSPN masih bekerja di depan laptop.
Saya memasuki ruang kerja. Kang Nanang menyampaikan daftar nama dari 55 orang bacaleg PDI Perjuangan beberapa rangkap dalam map berwarna merah. Dengan membaca basmalah saya menandatangani daftar tersebut setelah melihat foto foto para kandidat yang ada di situ.
Setelah berdoa kami berangkat menuju Soreang melewati Pameungpeuk Banjaran dan tiba di Soreang sekitar pukul 10.00. Kawan kawan sudah menunggu. Saya dan Ceu Wewen menaiki sisingaan lalu ditandu menuju Kantor KPU. Musik pun menggelegar dengan tiga loud speaker.
Memasuki pintu gerbang KPU Kabupaten Bandung, salah seorang komisioner KPU menyambut kami dan memberi bouquet bunga dan kami berfoto bersama.
Kami diarahkan menuju panggung yang disediakan. Ketua KPU Kabupaten Bandung Agus Baroya memberi sambutan. Saya pun memberikan sambutan balik. Setelah itu saya menyerahkan berkas pencalegan.
Saya sampaikan bahwa caleg PDI Perjuangan terdiri dari 33 laki laki dan 22 perempuan. Tingkat pendidikan 1 orang S2, 19 orang S1, 5 orang Diploma, 30 orang SLTA. Mereka berasal dari pengurus kader dan anggota partai. Ada pula yang berasal dari tokoh masyarakat. Hanya enam orang petahana (incumbent). Selebihnya wajah baru meski ada beberapa yang pernah menjadi caleg pada pemilu sebelumnya, di antaranya ada pernah menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dan ada pula yang pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Bandung.
Profesi para caleg di Kabupaten Bandung sangat beragam. Ada pelaku UMKM, buruh, guru, pengacara, manager, seniman, wartawan, dan pengusaha. Ada pula penggiat lingkungan dan seorang pensiunan Polri mantan Kapolsek.
Usai acara sambutan, kemudian LO menyerahkan berkas-berkas pendaftaran untuk diperiksa oleh desk pendaftaran. Saya dan kang Henhen memasuki ruang tunggu bersama Ketua KPU Kabupaten Bandung. Di ruang tunggu sudah ada Kang Agus Yasmin ketua DPC Nasdem Kabupaten Bandung ditemani kang Tony ketua Fraksi Partai Nasdem Kabupaten Bandung dan Kang Bambang anggota DPRD Kabupaten Bandung Fraksi Partai Nasdem dari Dapil 1. Kami menunggu sekitar satu jam sampai pendaftaran dianggap telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Menurut jadwal KPU Kabupaten yang sudah disepakati dengan para LO (liaison officer) parpol pada hari Kamis tanggal 11 Mei 2023 ada dua partai politik yang hendak mendaftar ke KPU. Pertama PDI Perjuangan dan kedua Partai Nasdem. Entah mengapa ketika kami mendaftar ke KPU, ternyata Partai Nasdem sudah terlebih dahulu mendaftar. Seperti biasa KPU Kabupaten Bandung memang tidak bisa memegang komitmen. Tetapi itu menjadi semacam blessing indisguish (anugrah tersembunyi), karena dengan kelalaian KPU tersebut kami menjadi pendaftar ketiga dan itu sesuai dengan nomor PDI Perjuangan. Sebelumnya pada hari pertama masa pendaftaran sudah ada PKS mendaftarkan para calegnya. Dengan demikian PKS menjadi pendaftar pertama, Partai Nasdem menjadi pendaftar kedua dan PDI Perjuangan menjadi pendaftar ketiga.
Setelah pemeriksanaan, Ketua KPU Kabupaten Bandung menyerahkan tanda terima pendaftaran dan menyatakan bahwa para bacaleg sah menjadi caleg PDI Perjuangan.
Sebelum meninggalkan tempat, kami melakukan konferensi pers. Lebih dari sepupun media mewawancarai kami. Hasil wawancara para awak media muncul pada berita daring pada hari itu juga. Untuk itu kami berterima kasih kepada KPU yang telah menyediakan kesempatan konferensi pers dan kepada para awak media yang memberitakan kegiatan kami tersebut.
Dari KPU Kabupaten Bandung kami menuju sebuah rumah makan Sunda di Soreang untuk melakukan rapat persiapan menyambut kedatangan Ganjar Pranowo ke Bandung. Kami harus memberangkatkan sekitar 1300 peserta terdiri dari para fungsionaris partai di Kabupaten Bandung. Untuk itu kami hanya punya waktu efektif satu hari saja yaitu pada hari Sabtu karena pada hari Jumat saya masih harus menghadiri rapat persiapan di DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar