Sebelum kembali ke Bandung saya mengajak istri anak dan cucu berjalan-jalan ke pegunungan di utara kota Yogyakarta. Dari Condongcatur saya mengemudi memasuki Jalan Kaliurang. Pertama-tama mobil kubelokkan ke kawasan kampus UII (Universitas Islam Indonesia). Selain ingin melihat kampus swasta yang termasuk kampus tertua di Yogyakarta itu, saya ingin sekali melihat candi yang ada di kawasan kampus itu. Saya bertanya pada penjaga pintu gerbang kampus tapi tidak mendapat jawaban mengenai lokasi candi tersebut. Jadi aku hanya memutari komplek kampus UII tersebut lalu keluar kembali ke Jalan Kaliurang. Para penumpang setuju kami ke Kaliurang, kawasan wisata di lereng Gunung Merapi.
Sejak meninggalkan kampus UII suasana pegunungan sudah terasa. Masih ada sawah di kiri kanan jalan dengan air sungai yang jernih. Gunung Merapi nampak anggun di depan kami. Beberapa jeep membawa para wisatawan yang ingin berpetualang di Gunung Merapi. Kami kemudian menepi pada gerai Jadah Tempe Mbah Carik di sisi kiri jalan. Kami memesan satu porsi jadah dengan tempe dan tahu bacem sekaligus makan siang. Menikmati juadah dari ketan putih dengan lauk tahu dan tempe bacem sambil diselingi menggigit cabai rawit sungguh nikmat. Suasana pegunungan yang sejuk menambah nikmatnya suasana. Istriku juga membeli beberapa kilogram salak pondoh dari para pedangang setempat.
Setelah salat zuhur kami meninggalkan gerai Jadah Tempe Mbah Carik dan ke luar ke arah Jalan Kaliurang kembali. Kami berbelok ke kiri memasuki kawasan pemukiman penduduk namun juga sudah masuk kawasan wisata. Saya mengemudi berkeliling melewati Museum Merapi, vila-vila tua buatan orang Belanda, taman-taman dan hutan, sampai di puncak tempat pengamatan Gunung Merapi. Saya menikmati pemandangan ke arah Gunung Merapi sambil bernostalgia dan mencari-cari tempat saya pernah menginap di Kaliurang pada awal tahun 2000-an. Ketika itu jika malam datang puncak Gunung Merapi memerah oleh lelehan lava pijar yang menyala.Setelah berkeliling di kawasan wisata Kaliurang kami beristirahat di sebuah hotel . Kami membawa Kanaya berjalan-jalan di padang rumput dan play ground. Setelah puas menikmati wisata kami turun kembali ke kota Yogyakarta.
Sebelum tiba di Condongcatur , mbak Dea mengajak singgah di toko Raminten. Istriku mencari beberapa gaun sementara saya membeli sebuah blangkon. Kemudian kami mencari tempat di resto untuk menikmati senja yang cerah dan indah. Kami minum teh dan kopi serta menikmati kudapan specialities resto Raminten.Sebelum pulang kami menemani Kanaya bermain di kolam dan memberi makan ikan sambil menonton para pegawai Toko Raminten berlatih sendratari Ramayana. Sungguh momen yang langka.
Menjelang magrib kami meninggalkan Toko Raminten menuju Condongcatur. Malamnya saya dan istri kembali ke Bandung dengan kereta api Lodaya dari Stasiun Tugu. Menjelang subuh kami tiba di Stasiun Kiaracondong .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar