23 Agustus 2022. Ketika saya meluncur pulang dari Ciwidey menuju Soreang seusai bertemu dengan kawan kawan dari tiga kecamatan di Henhen Center, hujan turun merinai malam itu. Telpon genggam berdering, saya segera menepi dan meminggirkan kendaraan lalu menerima telpon. Ternyata dari Kang Niko Rinaldo Ketua DPD TMP (Taruna Merah Putih) Provinsi Jawa Barat. Kang Niko mengundangku hadir pada acara pembukaan public space di Jl. Kebonjati. Saya menyanggupi dan kemudian menutup telpon dan melanjutkan perjalanan. Setelah melewati kota Soreang, saya melanjutkan perjalanan memasuki jalan tol Soroja menuju Pasirkoja kemudian mengambil jalan ke simpang kanan menuju Cileunyi melalui pintu tol Kopo, pintu tol Moh. Toha dan pintu tol Buahbatu. Pengerjaan jalur KA cepat Jakarta Bandung di samping jalan tol terus menampakkan progress nya.
Keesokan harinya, 24 Agustus 2022, selepas waktu zuhur saya menuju arah Stasiun Hall melalui Jl. Paledang, Jl Nasution, Jl Sukarno Hatta, Jl Ibrahim Adjie, Jl Gatot Soebroto, Jl Asia Afrika, Jl. Sudirman dan Jl Gardujati. Jalan relatif tidak padat dan arus transportasi terlihat lancar sehingga saya bisa menikmati pemadandangan kota Bandung sepanjang perjalanan. Setelah melewati RS Hermina saya melihat bendera bendera TMP dan karangan bunga ucapan selamat, maka saya pun berbelok ke kiri memasuki area ruko lalu mencari tempat parkir. Saat saya berjalan kaki mendekati lokasi acara, mat Kodak mulai mendekat dan beraksi. Saya pun memelankan langkah. Usai jeprat jepret, saya menuju tenda tempat acara akan berlangsung. Beberapa anak muda mengarahkan saya memasuki gedung di mana beberapa petinggi partai berada.
Di dalam sudah ada Kang Bedi, Teh Nia, Teh Rieke dan Kang Niko. Tidak lama kemudian Ceu Ida dari KBB pun hadir, disusul Teh Rieke Diah Pitaloka yang datang dari Bekasi. Setelah berbincang bincang beberapa waktu, acara pun dimulai. Kami semua menuju tempat acara.
Acara dibuka dengan tari jaipong, sambutan Kang Niko Rinaldo Ketua DPD TMP Provinsi Jawa Barat, Kang Bedi Budiman Ketua Komisi A DPRD Provinsi Jawa Barat/ Wakabidor DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat dan Teh Rieke Diah Pitaloka, anggota DPR RI yang menjabat sebagai Sekjen DPP TMP. Setelah itu dilakukan pelantikan tiga DPC TMP se Bandung Raya yakni DPC TMP Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung dan Kabupaten Bandung olehTeh Rieke Diah Pitaloka didampingi Ceu Ida Widawati Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung Barat, Ceu Rieke Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Bandung dan saya selaku Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung.
Untuk Kabupaten Bandung, DPC TMP nya diketuai Teh Nia Purnakania, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Fraksi PDI Perjuangan dari Dapil Kabupaten Bandung yang juga Wakil Bendahara DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat.
Dalam orasi nya Teh Rieke Diah Pitaloka mengajak hadirin untuk bersama sama menyampaikan petisi mendukung Presiden RI Joko Widodo untuk tidak menaikkan BBM bersubsidi.
Teh Rieke yang juga seorang Doktor tidak hanya berorasi tapi juga diminta bernyanyi oleh MC. Kami pun naik ke panggung ikut menari mendampingi teh Rieke.
Setelah pelantikan tiga DPC (Dewan Pimpinan Cabang) TMP se Bandung Raya, masih ada dua acara lagi dalam konteks membuat public space di Sekretariat DPD TMP Provinsi Jawa Barat. Pertama, peresmian "Kopi Bung" oleh Teh Rieke Diah Pitaloka dengan menggunting pita. Kopi Bung dikelola oleh Teh Riescha, seorang wanita muda pengusaha. Kedua, penyerahan hadiah pada para peserta lomba eSports. Juara pertama mendapat hadiah thropy dan uang sebesar Rp 2.500.000,00.
Setelah berfoto bersama, teh Rieke Diah Pitaloka meninggalkan tempat. Sayapun demikian. Di tempat parkir Mat Kodak sudah menunggu untuk menyerahkan beberapa lembar foto hasil jepretan mereka lengkap dengan keterangan acara sore itu.
Ketika pulang saya memilih jalan melewati Stasiun Selatan, Pasar Baru, Jl. ABC dan Jl. Braga yang nampak lengang. Di Jl. ABC (Arab Bumiputra Cina ?) saya menghentikan kendaraan sejenak di area parkir lalu membuka pesan dari Whatsapp senyampang masih di tengah kota dan barangkali ada yang harus saya selesaikan pada malam itu.
Setelah memastikan tidak ada agenda yang harus dilakukan atau kawan yang mengajak minum kopi malam itu, saya pun melanjutkan perjalanan sambil memandang dinding dinding kota yang seperti mengajak bercerita tentang masa yang telah terlewati.
Dari Jl. ABC saya mengambil jalan lurus ke Jl. Naripan melalui Bank BJB yang berdiri dengan anggun, memotong Jl Tamblong menuju Jl. Sunda, berbelok ke kanan memasuki Jl. Ahmad Yani. Lewat peci Iming, sempat terpikir olehku untuk mampir. Ingat peci Imingku tak ada lagi di rumah, entah kemana. Sayang sudah terlewati. Mobil sampai di Perapatan Lima. Akupun berbelok ke kiri memasuki Jl. Gatot Soebroto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar