Senin, 25 Desember 2023

Tempat Menginap Bung Karno di Hotel Savoy Homman Bandung

Mas Sandy dan Kanaya pulang ke Bandung di awal bulan Desember. Mas Sandy dua kali ke Jakarta dengan menggunakan Whoosh, kereta cepat Jakarta Bandung lalu sekali ke Medan dan sekali bergiat di Bandung. 

Saat workshop internasional  soal bencana alam, Mas Sandy menjadi pembicara pertama. Kanaya ikut menginap di Hotel Savoy Homman di Jalan Asia Afrika Bandung. Pada hari kedua aku dan istriku menginap pula di Hotel Savoy Homman. Kebetulan ketika itu bertepatan dengan malam Minggu. Kami berempat keluar dari hotel menuju Jalan Braga. Suasana sungguh ramai sejak di Gedung Merdeka. 

Jalan Braga penuh dengan pejalan kaki yang memenuhi jalur pedestrian. Mobil dan motor berjalan merayap. Resto dan cafe ramai. Toko toko juga dipenuhi pengunjung. Banyak pula yang hanya duduk duduk di kursi pada trotoar. Sebagian saling memotret. Bangunan lama gaya art deco ditambah gemerlap lampu memang cocok dijadikan latar belakang pengambilan gambar. Live music dari dalam bar terdengar sampai ke jalan. Menambah seronok suasana.

Akhirnya kami sampai di simpang Jalan Suniaraja. Kami memasuki sebuah resto dan memesan makanan. Kami memesan mie dan bihun goren. Tidak lupa memesan minuman khas seperti wedang uwuh atau air jahe. Kanaya memesan sosis goreng. Pengunjung menuhi resto malam itu.

Akhirnya kami kembali melewati Jalan Braga menuju Hotel Savoy Homman. Suasana makin meriah saja. 

Sejenak kami duduk duduk di sofa di lobby hotel. Setelah itu kami naik ke lantai dua untuk beristirahat.

Paginya kami bertemu dengan Pak Franc yang datang dari Perancis. Pak Franc juga mengikuti workshop. Kami berbincang sejenak lalu berfoto bersama.

Aku kemudian menemani Kanaya berenang dan bermain di play ground.

Pukul 12.00 kami check out. Tapi sebelum meninggalkan hotel aku naik ke lantai empat dan berkunjung ke president suit yang dulu dipakai Bung Karno untuk menginap saat Konferensi Asia Afrika tahun 1955. Kami menyempatkan duduk di sofa  dan berdoa. 

Mobil di parkiran sudah kinclong dibersihkan oleh Relawan. Kami memberi tip dan kemudian keluar menuju Jalan Asia Afrika menuju alun alun Bandung, Tegalega dan berhenti di Es Cendol Elizabeth untuk membeli cendol. 

Menjelang waktu ashar kami tiba di rumah.

Selasa, 19 Desember 2023

Survey Politik

Hari Senin, 11 Desember aku diundang menghadiri kegiatan partai di Jakarta. Sekitar pukul 11.00 aku diantar Mas Sidiq ke kantor DPRD Kabupaten Bandung di Soreang. Di sana Kang Luthfi, Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Bandung sudah menunggu. Setelah bertemu di ruang Fraksi kami pun berangkat bertiga ke Jakarta dengan menggunakan mobil sedan Mercedes Benz warna hitam. Kami bertiga saja, Kang Luthfi (Upi) yang mengemudi, aku dan Kang Fabio.

Sekitar pukul 15.00 kami tiba di Hotel Bidakara yang terletak di Jalan Gatot Subroto, Tebet, Jakarta Selatan. Saat kami naik ruangan di lantai tiga baru beberapa Ketua DPC PDI Perjuangan yang datang. Pengurus DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat sudah ada beberapa seperti Kang Mochtar, Kang Bedi, Kang Yunandar, Kang Apri, Teh Ineu dan Bu Bertha.

Sambil menunggu peserta yang hadir, aku dan  Kang Upi mengisi waktu  dengan coffee break dan menikmati kudapan. 

Sekitar pukul 17.00 kawan kawan Ketua DPC PDI Perjuangan dari berbagai kota sudah mulai memenuhi ruangan. Acara pun dimulai. Kang Ono selalu Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat memberi pengantar. Kang Abbas Sirojuddin memaparkan hasil survey oleh SMRC (Saiful Muzani Research Consultant). 

Hasil survey SMRC tidak jauh dari hasil survey Kompas sebelumnya yang cukup menghebohkan publik. Hasil survey SMRC menunjukkan bahwa suara PDI Perjuangan di Jawa Barat dibawah Partai Gerindra dan di atas Partai Golkar. Adapun elektabilitas Prabowo Gibran masih di atas elektabilitas Ganjar Mahfud dan Anis Muhaimin. 

Khusus untuk Kabupaten Bandung, elektabilitas PDI Perjuangan berada di bawah Gerindra dan PKB namun masih di atas Golkar dan PKS. Sedangkan elektabilitas Ganjar Mahfud masih di bawah Prabowo Gibran dan Anis Muhaimin.

Usai isoma kami kembali berkumpul di ruangan. Kali ini  Mas Pramono Anung memberi motivasi dan meminta kami berhenti "attacking" (menyerang) Jokowi. 

Sekitar pukul 21.00 kami meninggalkan Hotel Bidakara.

Senin, 18 Desember 2023

Menghadiri Reses Kang Upi di Cicalengka

Usai mengantar Dik Yani ke Stasiun Tegalluar aku dan kesayangan langsung menuju Cicalengka untuk menghadiri Reses Kang Luthfi di Pasar Si Upi. Jalan Nasional dari Rancaekek ke Cicalengka sedang mengalami perbaikan di beberapa bagian. Jalan yang terbuat dari cor beton dibongkar dengan alat-alat berat, dikeraskan fondasinya lalu dicor ulang. Tidak pelak lagi terjadi kepadatan lalu lintas kendaraan sepanjang sepuluh kilo meter. 

Setelah kami tiba, acara dimulai. Kami berdiri menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. MC memberi kesempatan kepadaku memberi sambutan. Setelah itu Kang Upi memberikan paparan mengenai apa yang sudah dilakukan selama masa sidang. Setelah itu hadirin yang terdiri dari pengurus ormas dan wartawan menyampaikan aspirasi mereka. Kebanyakan berkisar pada masalah pelayanan kesehatan yang dirasa masih belum memuaskan.

Sekitar pukul 12.00 acara usai. Aku meninggalkan tempat kegiatan. Seorang wartawan mewawancaraiku seputar persiapan menghadapi Pemilu.

Jumat, 08 Desember 2023

Singgah di Kamojang

Setelah makan siang dan berfoto foto kami meninggalkan Kampung Sampireun. Keluar dari jalan berbatu kami berbelok ke kiri melewati hutan dan kebun sayur, pusat konservasi elang Jawa, dan pusat penelitian sungai Cimanuk. Jalannya menanjak dan berliku liku menyuguhkan pemandangan alam yang indah. 

Setelah berkendara sekitar setengah jam, kami tiba diperbatasan Garut-Bandung. Kamojang nama tempatnya. Ini seperti kota kecil di pegunungan. Kota yang tercipta karena adanya potensi panas bumi (geothermal) yang melimpah. Potensi panas bumi ini diubah menjadi energi listrik yang terkoneksi pada Jawa Bali connection. Karena itu ada Pertamina, ada Indo Power dan ada PLN di Kamojang. Uap dari panas bumi dari beberapa sumur dikumpulkan ke instalasi melalui pipa pipa besar dan kemudian menggerakkan turbin.

Tentu saja kami menyempatkan berwisata di hutan Kamojang yang dikelola BKSDA. Kami berjalan jalan di hutan dan melihat beberapa kawah yang mendidih dan mengepulkan asap serta menghasilkan air panas.

Setelah puas berjalan jalan di hutan kami meninggalkan Kamojang. Kami berhenti sebentar di Jembatan Kuning yang menghubungkan Kamojang dengan kota Ibun. Jalan menuju Ibun menurun secara ekstrim dan berliku liku. 

Dari Ibun kami menuju Majalaya, Solokan Jeruk, Rancaekek dan saat malam tiba kami sudah sampai di Cileunyi.

Dik Yani , Dik Yus dan Dik Titik menginap di rumahku. Keesokan harinya Dik Yus dan Dik Titik pulang ke Bandung menggunakan taxi online. 

Beberapa kemudian Dik Yani pulang ke Bogor menggunakan Whoosh dari Stasiun Tegalluar menuju Stasiun Halim lalu berganti kendaraan menuju Cibinong.