Kamis, 25 Mei 2023

Perjalanan ke Desa-desa di Kabupaten Bandung






 

Bojong Soang

Memasuki bulan Februari 2022, kawan kawan Ketua PAC PDI Perjuangan menyampaikan usul agar DPC (Dewan Pimpinan Cabang) melakukan kunjungan ke Sekretariat atau ke rumah pengurus PAC (Pengurus Anak Cabang). Saya pun langsung merespon dengan melakukan kunjungan bersama Sekretaris dan Bendahara. Kadang didampingi pengurus lainnnya. Sudah beberapa Anak Cabang yang kami datangi dan  yang lain  menyatakan siap dikunjungi.

Kepala Sekretariat menanyakan bagaima konsepnya. Saya memberi beberapa petunjuk. Pada kunjungan pertama saya menyiapkan materi presentasi. Kang Sam saya minta membawa laptop dan proyektor serta saya minta menyiapkan materi yang diperlukan.

Setelah waktu salat Jumat saya bertemu Kang Dentarsa untuk persiapan. Setelah itu kamipun meluncur ke rumah Kang Alo yang menjadi Sekretariat PAC PDI Perjuangan Kecamatan Bojongsoang. Saat tiba di sana kawan kawan PAC dan PR sudah menunggu.

Kami memulai acara dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars PDI Perjuangan. Ketua PAC, Kang Sahripuddin (Alo) menyampaikan sambutan dan saya pun menyampaikan materi kepartaian. Pengurus yang lain baik DPC, PAC dan PR menyampaikan masukan, pertanyaan, usulan, aspirasi bahkan kritik. Saya pun memberikan tanggapan.

 

Pangalenga

Seperti di Bojongsoang, demikian juga di Pangalengan. Meski wilayahnya terbilang luas dan berat tapi tidak mengurangi antusiasme peserta. Meski hujan turun deras, pengurus Ranting datang juga dari desa yang berbatasan dengan Garut. Kang Rudi ikut pula dari Cimaung ke Pangalengan untuk menyerahkan SK (Surat Keputusan) PR (Pengurus Ranting).

Jarak Pangalengan ke rumah saya sekitar 70 km. Saat kembali saya melewati Cimaung, Banjaran, Nagrak, Katapang, Soreang, Margaaasih dan Kota Bandung.

Saat saya tiba di Soreang, hari mulai malam. Sejak dari Pasar Ikan modern hingga pintu tol Soroja, jalan mulai ramai oleh kaum milenial. Maklum lah malam Minggu. Beberapa remaja mulai kebut-kebutan.

Saya langsung memasuki pintu tol dan menikmati taburan cahaya listrik kota Bandung di kejauhan sambil terus melaju menuju simpang susun Cileunyi.

Simpang susun Cileunyi sudah selesai dibangun dan mampu mengurai kemacetan dan melancarkan lalin. Dari Bandung ada terusan ke Sumedang dan nantinya ke Bandara Kertajati. Untuk yang ke Garut ada underpass. Luar biasa memang pemerintah kita.

 

Cimenyan

Sebelum masuk bulan Ramadan kami masih sempat berkunjung ke Cimenyan. Kali ini kami bertemu dengan PAC PDI Perjuangan Kecamatan Cimenyan yang dipimpin Kang Alex Dedi dan para KSB PR PDI Perjuangan di beberapa Desa dan Kelurahan di kediaman Pak Yaya RW. Dari PAC nyaris hadir secara keseluruhan. Selain Ketua ada Sekretaris dan Bendahara dan para Wakil Ketua. Dari DPC PDI Perjuangan selain saya hadir Pak Dwi dan dari DPRD Kabupaten Bandung hadir Bu Juwita dari Dapil 3 yang meliputi Cimenyan, Cilengkrang, Cileunyi, dan Bojongsoang. Selain itu hadir pula para kader yang kebanyakan adalah kader perempuan.

Para pengurus menyampaikan persoalan persoalan yang muncul di masyarakat seperti kelangkaan minyak goreng dan kenaikan harga pangan. Selain itu muncul juga persoalan keharusan memiliki kartu JKN dari BPJS apabila hendak mengakses pelayanan dari pemerintah.

Terkait kelangkaan minyak goreng kami sudah memberi saran pada anggota DPRD untuk membantu masyarakat melalui peningkatan fungsi pengawasan. Kamipun meminta diadakannya operasi pasar.

Terkait dengan pemilikan kartu jaminan kesehatan melalui BPJS kami menjelaskan mengenai peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait dengan jaminan sosial dan kesehatan yaitu UU tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan UU tentang BPJS Kesehatan sampai ke soal-soal teknis pelayanan BPJS di RS yang memang belum memuaskan.

Hal lain yang mengemuka terkait akses pendidikan. Alhamdulillah soal ini bisa diatasi.

Usai pertemuan Bu Juwita mengajak ke kafe Cartil. Cartil, Caringin Tilu. Tiga pohon beringin. Dulu di situ tumbuh tiga pohon beringin ? Saya gunakan kesempatan itu untuk menengok pohon pohon yang ditanam sekitar dua tahun yll dalam rangka penghijauan lahan yang mulai gundul. Alhamdulillah pohon sudah berdiri tegak dengan ketinggian sekitar dua meter. Saat penanaman rencananya Menteri Lingkungan hidup yang datang tapi diwakili Dirjen. Gubernur Jabar hadir, juga para artis dan penggiat lingkungan. Beberapa hari kemudian saya dan beberapa kru TVRI Jabar meliputnya untuk sebuah film pendek. Hari sudah menjelang malam ketika kami melakukan syuting, berhujan pula.

Setelah melihat pohon saya kembali menuju kota Bandung melewati Kantor Kecamatan Cimenyan, Gallery Jeihan dan Saung Udjo.

Kawan kawan PAC memberi oleh oleh peuyeum Cimenyan yang terkenal enak cita rasanya. Peuyeum sampeu (tape singkong) Cimenyan ada juga yang dipasarkan di gerai toko kue di kota dengan kemasan yang bagus.

Sementara itu Bu Juwita memberi ku sebotol madu Odeng.

https://partaiku.id/silahturahmi-ketua-dpc-pdi.../

 

Ciparay

Seusai lebaran agenda turba ke wilayah kecamatan- kecamatan berlanjut. Kali ini kami berkunjung ke Kecamatan Ciparay.

Hari Minggu tanggal 22 Mei 2022.

Sekitar pukul 07.00 aku mengeluarkan mobil dari garasi ke car port lalu mesin kuhidupkan. Mesin penyemprot air kukeluarkan dan aku segera beraksi menyemprot mobil mulai dari kolong nya. Kotoran yang menempel rontok bersama air. Badan mobil kusemprot dengan air sabun sehingga membentuk salju lalu kubilas dengan air dan kukeringkan. Beres.

Sekitar pukul 08.00 aku sudah mandi, minum kopi lalu “nangkring” di belakang kemudi. Kulihat peta lalin di hape dan kutemukan rute terbaik dari Cileunyi ke Ciparay.

Jalan menuju pintu tol Cileunyi tidak padat kendaraan. Namun aku tidak memasuki jalan tol melainkan berbelok ke kiri menuju Rancaekek dan berbalik di u turn kemudian menuju pertigaan dan berbelok ke kiri arah Majalaya. Lancar.

Sesampainya di perempatan Solokan Jeruk aku berbelok ke kanan melewati Kantor Desa Rancakasumba lalu berbelok ke kiri. Sekitar seratus meter kemudian aku berbelok ke kanan. Jalan menanjak sampai di jembatan yang melintasi Sungai Citarum. Setelah menyeberangi jembatan sampailah aku di wilayah Kecamatan Ciparay.

Tempat yang kutuju adalah rumah Kang Yayat Sumirat, Ketua PAC PDI Perjuangan Kecamatan Ciparay yang juga anggota Komisi A DPRD Kabupaten Bandung. Jaraknya masih beberapa kilometer lagi. Aku berbelok ke kanan dan di pertigaan mengambil jalan ke kiri. Aku mengemudi di jalan yang melintasi pesawahan sampai beberapa kilometer sampai di desa Ciparay.

Desa Ciparay adalah tempat pengungsian para pejuang saat terjadi peristiwa Bandung lautan api. Di sini pula tempat kelahiran Dada Rosada , Walikota Bandung periode sebelumnya.

Melewati Desa Ciparay yang bersejarah aku berbelok ke kanan menuju alun alun Ciparay kemudian berbelok ke kiri menuju Desa Pakutandang. Di jembatan yang kulewati bendera bendera partai sudah dipasang dan perasaan ku menjadi gembira. Sampai di sekolah Wiraswasta aku menepi dan memeriksa lokasi yang di share Kang Yayat. Setelah merasa pasti aku melanjutkan perjalanan.

Ternyata tidak berapa lama berjalan, aku tiba di rumah berpilar merah. Rumah Kang Yayat. Aku menyalakan lampu sign kiri. Beberapa orang Satgas membantuku memarkir kendaraan.

Kang Yayat Kang Eka dan Kang Hedi sudah menunggu. Aku diajak ke serambi belakang. Nyonya Yayat menyuguhiku kopi saring Gunung Puntang yang tersohor setelah dipromosikan Jokowi.

Setelah Kang Henhen hadir, tak lama kemudian pertemuan dengan struktural dan kader dimulai. Selain dari PAC ada PR dari 14 Desa. Meriah sekali. Aku bersemangat berbicara soal kepartaian dan Pemilu. Aku cukup terbantu karena Kang Sam menyiapkan perlengkapan presentasi, soft ware maupun hardware nya. Jadi meski acara diadakan di garasi tapi tetap diselenggarakan secara formal. Kami memulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars PDI Perjuangan.

Setelah ditutup dengan doa acara dilanjutkan dengan halal bi halal, makan dan berfoto bersama.

 

Pasirjambu Ciwidey Rancabali

Saat saya mendapat kabar dari Kang Henhen bahwa akan ada rapat rutin PAC PDI Perjuangan Pasirjambu Ciwidey dan Rancabali, saya langsung berniat untuk turba (turun ke bawah) ke Dapil 1 khususnya Pacira. Gayung bersambut. Saya langsung minta Kang Henhen (Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung) untuk menghubungi Kang Dentarsa (Bendahara DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung) dan menentukan waktunya.

Pada Hari H kami bertiga bertemu di Henhen Center. Korwil Dapil 1 yakni Kang Aam dan Ceu Wewen juga hadir.

Sebelumnya saya sudah minta Kang Samuel dari Sekretariat DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung menyiapkan materi pertemuan. Jadi ketika saya datang dan hendak menyampaikan presentasi materi telah siap ditayangkan.

Alhamdulillah jalan dari Padaleunyi menuju Soroja lancar. Demikian juga dari Soreang ke Ciwidey. Saat tiba Ciwidey, kawan kawan sudah memenuhi tempat pertemuan. Acarapun dimulai.

Setelah seremoni pembukaan Kang Henhen dan Kang Aam memberi sambutan. Saya menyampaikan soal asas watak dan jatidiri Partai. Lalu ada sesi diskusi.

Haji Entis petani strawberry yang Ketua PAC PDI Perjuangan Kecamatan Rancabali menanyakan cara memenangkan Pemilu 2024. Saya sampaikan dua metoda yang keduanya berbasis TPS. Pertama bersifat struktural di mana pengurus partai tingkat anak ranting (PAR) yang ada di Dusun atau RW membina TPS nya. Kedua bersifat voluntary di mana para relawan di tingkat TPS bertanggungjawab langsung pada calon Legislatif di daerah itu. Dan sebagai pembanding ada beberapa best practices di daerah lain.

Seorang Ketua Pengurus Ranting PDI Perjuangan , menyarankan kita mengecek kepersertaan kita dalam Pemilu 2024 dengan mengunduh aplikasi “lindungihakmu”. Jika belum terdaftar sebagai pemilih kita bisa langsung mendaftarkan diri secara daring dengan menulis nama dan nomor NIK melalui aplikasi tersebut. Kita akan tahu di TPS mana kita memilih.

Hal lain yang dibahas adalah soal Sipol (Sistem Informasi Partai Politik) dan MPP (Media Pintar Perjuangan). Sipol dipandu oleh Kang Aam dan MPP dipadu oleh Kang Henhen.

Dalam Sipol ada vermin (Verifikasi Adminstratif ) oleh KPU Kabupaten Bandung. Dalam vermin ditemukan keanggotaan ganda yang harus dibereskan. Pada umumnya keanggotaan ganda disebabkan adanya klaim dari parpol baru terhadap anggota PDI Perjuangan. Belum jelas darimana parpol baru tersebut mendapat data keanggotaan PDI Perjuangan sedemikian akurat.

Adapun terkait aplikasi MPP dapat didonlot dari google play dengan memasukkan nama dan nomor KTA PDI Perjuangan. Saat itu juga langsung dipraktikkan dan beberapa peserta bisa langsung terdaftar.

Usai acara dan berfoto bersama saya masih duduk di teras sambil ngopi wine Gunung Patuha melihat lalin di bawah. Lalin tidak begitu padat tidak seperti saat wiken.

Menjelang magrib Kang Henhen mengajak ke sebuah restoran baru yang terletak di depan tempat pertemuan. Hanya perlu menyebrang jalan saja. Tentu saja kami menyambut gembira ajakan tersebut. Tempatnya bagus. Saya memilih duduk di ruang terbuka menikmati udara Ciwidey yang sejuk sore itu. Sayang bintang bintang tidak nampak malam itu.

 

Cikancung

Cikancung adalah nama sebuah kecamatan di perbatasan Kabupaten Bandung dengan Kabupaten Garut. Ke sanalah saya menuju.

Hari Sabtu, 27 Agustus 2022, sekitar pukul 15.00 WIB, telpon genggam berdering nyaring. Saya terbangun dari kantuk. Oh ada panggilan telpon dari Kang Dwi, Korwil Dapil Empat. Dia mengajak saya turba ke Cikancung. "Saya tunggu di rumah Kang Luthfi di Cicalengka" .

Saya bergegas ke kamar mandi. Setelah mandi dan berganti baju saya langsung salat asar. Sebelumnya memanaskan kendaraan. Tidak lupa menghubungi Kang Henhen dan Kang Dentarsa. Mereka tidak bisa ikut karena acaranya mendadak. Sekitar 15.30 saya keluar dari rumah, turun ke Jalan Nasional yang menuju Sumedang, berbelok ke kanan menuju arah Garut sambil kirim pesan "OTW".

Sore itu jalan melewati Rancaekek cukup lancar. Biasanya kemacetan terjadi di Kahatex saat karyawan pabrik pulang kerja. Itu sekitar pukul 14.00. Dengan demikian saya segera tiba di Cicalengka. Arus lalin di kota kecamatan ini juga cukup lancar. Saat tiba di Tugu saya berbelok ke kanan memasuki Jl. Stasiun lalu menepi di sebelah kanan persis di gerbang rumah Kang Luthfi yang tertutup. Rumahnya bertingkat dan megah, tapi nampaknya belum dihuni. Saya menelpon Kang Dwi yang ternyata sudah berada di Cikancung.

Saya melanjutkan perjalanan melewati Stasiun KA Cicalengka. Mobil angkot berwarna hijau parkir berderet-deret. Saya jadi terkenang dulu jadi pelanggan KRD Bandung Raya yang menghubungkan Cicalengka dan Padalarang.

Dari Stasiun Cicalengka saya mengambil jalan ke kiri memasuki jalan yang menghubungkan Cicalengka dengan Majalaya. Di sebelah kanan masih nampak pesawahan yang menghijau. Tidak berapa lama saya tiba di Cikancung tetapi saya tidak berbelok ke kiri ke arah Ibukota kecamatan tapi mengambil jalan lurus beberapa kilometer sampai tiba di Cijapati.

Sesampai di jalan Cijapati saya berbelok ke kiri. Sedari dulu saya suka jalan ini. Ini jalan pintas ke Garut.

Setelah melewati Kantor Polsek ada jalan Desa Srirahayu. Seharusnya saya berbelok ke kanan tapi saya memilih jalan menanjak sampai ke perumahan. Setelah beberapa kali berbagi jalan yang sempit akhirnya saya tiba di lokasi yang dituju.

Ketika tiba di rumah Kang Rochmat acara rapat PAC PDI Perjuangan Kecamatan Cikancung dengan para Pengurus Ranting sudah berlangsung sekitar empat puluh lima menit. Namun demikian saya masih diberi kesempatan berbicara. Saya mengajak para kader untuk tetap bergiat di bidang pertanian dan memanfaatkan setiap jengkal tanah yang ada untuk menanam tanaman pangan. Selain itu mengajak para kader yang memiliki usaha untuk mempromosikan produknya pada Pasar Gotong Royong di aplikasi Media Pintar Perjuangan. Beberapa kawan sudah berhasil mengaplot aplikasi tersebut tinggal memanfaatkannya baik untuk kepentingan organisasi maupun ekonomi.

Menjelang waktu Magrib pertemuan ditutup dengan berdoa bersama. Saya pun mohon pamit.

Saya memilih jalan pulang yang berbeda. Jadi saya tidak kembali ke Cicalengka tapi menuju Paseh. Di sebuah masjid yang megah saya singgah untuk salat magrib berjamaah. Jamaah nya cukup banyak. Saya pun mengikuti zikir panjang yang dipimpin imam masjid. Usai berzikir kami bersalaman sambil bersalawat kepada Nabi. Ini suasana yang khas di masjid masjid pinggiran kota.

Dari Paseh saya tidak terus ke kota Majalaya tapi berbelok ke jalan baru (by pass) yang mengarah ke Solokan Jeruk. Jalannya cukup lebar dan memiliki dua jalur yang melintasi area pesawahan.

Di perempatan yang menghubungkan Majalaya - Solokan Jeruk -Paseh ada mall yang gemerlapan dengan cahaya lampu. Mengingatkan saya bahwa saat itu malam Minggu. Kendati telah beberapa kali melewati mall ini namun belum sekalipun saya masuk ke dalamnya.

Namun saya terus melaju melewati kantor Polsek dan Kantor Kecamatan Solokanjeruk dan komplek rusunawa yang diperuntukkan untuk Buruh. Memang Solokan Jeruk adalah salah satu pusat industri tekstil di Kabupaten Bandung.

Dari Solokan Jeruk saya menuju Rancaekek. Ini jalan favorite saya. Kiri kanan jalan ada sawah yang terbentang luas. Di kiri jauh nampak Gunung Manglayang yang bermandi cahaya listrik dari pemukiman di lereng nya. Sawah sawah ini kini sudah mulai menjadi pemukiman..

 

 

Rabu, 24 Mei 2023

Idul Adha 1443 H

 


 

"Labbaik Allahumma labbaik

Labbaikala syarikalaka labbaik

Innal hamda wanni'matalak

Walmulkala syarikalak"

(Kupenuhi panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan kerajaan bagi-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu).

Hari Idul Adha adalah hari raya terbesar karena di hari itu umat Islam memperingati kisah monumental terbesar dalam sejarah umat manusia yaitu ketaatan Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as menerima dan menjalankan perintah Nya yang datang lewat mimpi meski akhirnya Allah SWT mengganti pengorbanan Ismail as itu dengan menyembelih seekor domba. Kisah dramatik dan surealistik ini diabadikan dalam tradisi berkurban baik itu berkurban domba kambing onta sapi ataupun kerbau. Tradisi itu tetap dijalankan baik oleh jamaah haji maupun bukan, meski wabah PMK melanda Negeri. Meski mungkin jumlah hewan yang dikurbankan sedikit berkurang. Atau mungkin justru meningkat. Ada hadis yang mengatakan bahwa mereka yang mampu berkurban tapi tidak berkurban harus menjauh dari tempat Nabi. Karena itu ada yang mewajibkan berkurban bagi yang mampu. Sebagian lagi menganggap berkurban adalah sunat. Waktu berkurban adalah pada tanggal 10 Dzulhijah atau tiga hari sesudahnya yang biasa disebut sebagai Hari Tasyrik, yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijah. Di hari Tasyrik juga dianjurkan bertakbir dan bertahlil.

Allahu Akbar 3x. Laa ilaaha ilallahu Allahu Akbar. Allahu Akbar walillahil hamdu.

DPC PDI Perjuangan tahun ini mengurbankan dua ekor sapi hasil gotong royong dari DPC dan Fraksi juga donatur. Kebetulan itu sepasang sapi berwarna merah putih. Acara berkurban dipilih tanggal 10 Juli 2022 bertempat di halaman dalam Sekretariat Partai di jalan Jaksa Naranata Baleendah Bandung. Kang Andri, Kang Dwi, Kang Asep, Ceu Wewen dan Bu Fatimah menangani kegiatan ini dengan baik. Pada pukul 10.00 kedua hewan kurban disembelih. Setelah dikuliti dan dicincang, daging sapi ditimbang dan dimasukkan plastik keresek merah. Pada pukul 15.00 sudah siap dibagikan melalui para Ketua PAC PDI Perjuangan di 31 Kecamatan.

Kawan kawan juga menanak nasi dan membuat gulai untuk dinikmati bersama seusai bekerja mengatur pembagian daging.

"Bukan daging dan darah yang sampai kepada Allah melainkan ketakwaanmu" (Al Quran).

 

Taruna Merah Putih

 





23 Agustus 2022. Ketika saya meluncur pulang dari Ciwidey menuju Soreang seusai bertemu dengan kawan kawan dari tiga kecamatan di Henhen Center, hujan turun merinai malam itu. Telpon genggam berdering, saya segera menepi dan meminggirkan kendaraan lalu menerima telpon. Ternyata dari Kang Niko Rinaldo Ketua DPD TMP (Taruna Merah Putih) Provinsi Jawa Barat. Kang Niko mengundangku hadir pada acara pembukaan public space di Jl. Kebonjati. Saya menyanggupi dan kemudian menutup telpon dan melanjutkan perjalanan. Setelah melewati kota Soreang, saya melanjutkan perjalanan memasuki jalan tol Soroja menuju Pasirkoja kemudian mengambil jalan ke simpang kanan menuju Cileunyi melalui pintu tol Kopo, pintu tol Moh. Toha dan pintu tol Buahbatu. Pengerjaan jalur KA cepat Jakarta Bandung di samping jalan tol terus menampakkan progress nya.

Keesokan harinya, 24 Agustus 2022, selepas waktu zuhur saya menuju arah Stasiun Hall melalui Jl. Paledang, Jl Nasution, Jl Sukarno Hatta, Jl Ibrahim Adjie, Jl Gatot Soebroto, Jl Asia Afrika, Jl. Sudirman dan Jl Gardujati. Jalan relatif tidak padat dan arus transportasi terlihat lancar sehingga saya bisa menikmati pemadandangan kota Bandung sepanjang perjalanan. Setelah melewati RS Hermina saya melihat bendera bendera TMP dan karangan bunga ucapan selamat, maka saya pun berbelok ke kiri memasuki area ruko lalu mencari tempat parkir. Saat saya berjalan kaki mendekati lokasi acara, mat Kodak mulai mendekat dan beraksi. Saya pun memelankan langkah. Usai jeprat jepret, saya menuju tenda tempat acara akan berlangsung. Beberapa anak muda mengarahkan saya memasuki gedung di mana beberapa petinggi partai berada.

Di dalam sudah ada Kang Bedi, Teh Nia, Teh Rieke dan Kang Niko. Tidak lama kemudian Ceu Ida dari KBB pun hadir, disusul Teh Rieke Diah Pitaloka yang datang dari Bekasi. Setelah berbincang bincang beberapa waktu, acara pun dimulai. Kami semua menuju tempat acara.

Acara dibuka dengan tari jaipong, sambutan Kang Niko Rinaldo Ketua DPD TMP Provinsi Jawa Barat, Kang Bedi Budiman Ketua Komisi A DPRD Provinsi Jawa Barat/ Wakabidor DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat dan Teh Rieke Diah Pitaloka, anggota DPR RI yang menjabat sebagai Sekjen DPP TMP. Setelah itu dilakukan pelantikan tiga DPC TMP se Bandung Raya yakni DPC TMP Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung dan Kabupaten Bandung olehTeh Rieke Diah Pitaloka didampingi Ceu Ida Widawati Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung Barat, Ceu Rieke Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Bandung dan saya selaku Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung.

Untuk Kabupaten Bandung, DPC TMP nya diketuai Teh Nia Purnakania, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Fraksi PDI Perjuangan dari Dapil Kabupaten Bandung yang juga Wakil Bendahara DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat.

Dalam orasi nya Teh Rieke Diah Pitaloka mengajak hadirin untuk bersama sama menyampaikan petisi mendukung Presiden RI Joko Widodo untuk tidak menaikkan BBM bersubsidi.

Teh Rieke yang juga seorang Doktor tidak hanya berorasi tapi juga diminta bernyanyi oleh MC. Kami pun naik ke panggung ikut menari mendampingi teh Rieke.

Setelah pelantikan tiga DPC (Dewan Pimpinan Cabang) TMP se Bandung Raya, masih ada dua acara lagi dalam konteks membuat public space di Sekretariat DPD TMP Provinsi Jawa Barat. Pertama, peresmian "Kopi Bung" oleh Teh Rieke Diah Pitaloka dengan menggunting pita. Kopi Bung dikelola oleh Teh Riescha, seorang wanita muda pengusaha. Kedua, penyerahan hadiah pada para peserta lomba eSports. Juara pertama mendapat hadiah thropy dan uang sebesar Rp 2.500.000,00.

Setelah berfoto bersama, teh Rieke Diah Pitaloka meninggalkan tempat. Sayapun demikian. Di tempat parkir Mat Kodak sudah menunggu untuk menyerahkan beberapa lembar foto hasil jepretan mereka lengkap dengan keterangan acara sore itu.

Ketika pulang saya memilih jalan melewati Stasiun Selatan, Pasar Baru, Jl. ABC dan Jl. Braga yang nampak lengang. Di Jl. ABC (Arab Bumiputra Cina ?) saya menghentikan kendaraan sejenak di area parkir lalu membuka pesan dari Whatsapp senyampang masih di tengah kota dan barangkali ada yang harus saya selesaikan pada malam itu.

Setelah memastikan tidak ada agenda yang harus dilakukan atau kawan yang mengajak minum kopi malam itu, saya pun melanjutkan perjalanan sambil memandang dinding dinding kota yang seperti mengajak bercerita tentang masa yang telah terlewati.

Dari Jl. ABC saya mengambil jalan lurus ke Jl. Naripan melalui Bank BJB yang berdiri dengan anggun, memotong Jl Tamblong menuju Jl. Sunda, berbelok ke kanan memasuki Jl. Ahmad Yani. Lewat peci Iming, sempat terpikir olehku untuk mampir. Ingat peci Imingku tak ada lagi di rumah, entah kemana. Sayang sudah terlewati. Mobil sampai di Perapatan Lima. Akupun berbelok ke kiri memasuki Jl. Gatot Soebroto.