Selasa, 06 Desember 2011

NAIK BUS MALAM PONTIANAK -KUCHING



Tugu Khatulistiwa















Pontianak

Pada saat aku di Komisi A DPRD Provinsi Jawa Barat periode 1999-2004, aku terkesan pada sebuah pengalaman berkunjung ke Kalimantan Barat. Pontianak adalah kota pertama yang kami kunjungi karena bandara Supadio tempat kami mendarat setelah terbang dari Tangerang terletak di ibukota provinsi tersebut. Kami bertemu dengan Gubernur untuk mengetahui kondisi daerah setelah terjadinya konflik antara orang-orang dari suku Daya dengan suku Madura. Kebetulan gubernur yang berasal dari militer pernah bertugas di Jawa Barat, tepatnya di Yon Zipur Dayeuhkolot Bandung, sehingga kami dapat berdialog dengan terbuka dan leluasa.Kami diajak melihat upaya pemerintah provinsi menangani pengungsi. Mereka di tampung di tempat-tempat pengungsian di tengah kota dan tiap keluarga tinggal pada bangunan kecil tidak permanen (gubug). Gubug-gubug itu mengingatkanku pada kobong-kobong yang ada pada pondok pesantren di Jawa. Dalam gubug-gubug itulah para pengungsi ditampung. Gubug-gubug itu di bangun di halaman bangunan pemerintah seperti GOR dan lain-lain. Suasana di tempat pengungsian sungguh menyedihkan dan kondisi itu mengingatkanku pada suasana peperangan. Alhamdulillah konflik pelan-pelan dapat dikendalikan dan situasi menjadi tenang kembali meskipun memerlukan waktu yang lama. Pelajaran yang dapat dipetik dari peristiwa itu adalah bahwa masalah persatuan dan kesatuan bangsa tidak muncul dengan sendirinya melainkan memerlukan kemauan keras untuk mewujudkannya. Hal itu juga memperkuat akan perlunya kita kembali pada idelogi Pancasila yang menjadi dasar kehidupan berbangsa dan bernegara.

Secara umum kota Pontianak ketika itu dalam keadaan normal, karena konflik tidak terjadi di ibukota melainkan di wilayah pinggiran. Karena itu kami masih bisa menikmati indahnya sungai Kapuas karena sungai merupakan urat nadi kehidupan kota itu dan bahkan urat nadi pulau Kalimantan secara keseluruhan. Kamipun sempat menikmati kuliner Melayu yang banyak dijumpai pada rumah makan di Pontianak. Tak lupa kamipun mengunjungi museum khatulistiwa, yaitu tempat di mana dibangun tugu untuk menandai titik 0 derajat garis equator.

Etnis Cina nampak sangat menonjol dalam kehidupan di Pontianak dan Kalimantan Barat pada umumnya terutama di sektor perdagangan, dan mereka hidup damai di tengah-tengah penduduk. Sehingga menjadi agak aneh jika saudara-saudara kita dari suku Daya bisa terlibat konflik dengan Suku Madura. Tapi itulah yang terjadi.

Senyampang di Kalimantan Barat kami tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk melihat kondisi tenaga kerja kita yang mencari nafkah di Malaysia khususnya di negara bagian Sarawak (Serawak). Kami menggunakan bus malam dari Pontianak dan menjelang fajar kami tiba di perbatasan RI-Malaysia di Entikong. Di check point itu kami beriring-iringan dengan banyak tenaga kerja yang akan menyebrang ke Serawak. Masih diperlukan beberapa jam lagi untuk mencapai Kuching yang merupakan ibukota negara bagian Serawak. Perjalanan dengan bus pun dilanjutkan melalui hutan-hutan dan perkampungan wilayah Malaysia. Harus kuakui bahwa mereka menata wilayah perbatasan dengan lebih baik. Jalan mulus, hutan terjaga, pemukiman teratur rapi dan nampak makmur, jalan-jalan ke perkampungan diberi nama, dan sepanjang jalan rumput-ruput dicukur rapi.

Serawak

Sekitar pukul 10.00 kami tiba di Kuching , ibukota negara bagian Serawak. Kuching kota yang nyaman karena penduduknya hanya sekitar setengah juta orang.
orang Malaysia menyebutnya Serawak dengan Sarawak. Sarawak merupakan satu dari dua negara bagian Malaysia yang ada di Kalimantan di samping Sabah. Pada abad ke-16 Serawak dikuasai Portugis, pada abad ke-17 berpemerintahan sendiri di bawah kekuasaan Sultan Tengah. Pada awal abad ke-19 berada dibawah kontrol kesultanan Brunei. Pada masa kekuasaan Pangeran Indera Mahkota, Serawak mengalami kekacauan. Sultan Omar Ali Saifuddin II (1827–1852), Sultan of Brunei, memerintahkan agar Pangeran Muda Hashim di tahun 1839 menangani keadaan. Saat itulah James Brooke tiba di Serawak. Pangeran Muda Hashim berprakarsa meminta bantuannya tapi Brooke menolak tapi tahun 1841 dia kemudian bersedia membantu dan Pangeran Muda Hashim menandatangai perjanjian menyerahkan Serawak dan memberi jabatan Gubernur pada Brooke yang kemudian menjadi Raja Serawak dan mendirikan Dinasti yang merdeka dari Brunei. Pada tahun 1888 Serawak berada di bawah proteksi Inggris.

Serawak merdeka pada 22 Juli 1963. Bersama dengan Malaya, Sabah dan Singapura menjadi federasi Malaysia pada 16 September 1963 meskipun ditentang sebagian penduduknya. Serawak merupakan wilayah konflik pada saat konfrontasi dengan Indonesia antara tahun 1962-1966.



Gadis Daya Iban


















Serawak memiliki 40 sub etnik seperti Melayu,Cina, India, Daya. Ada pula yang suku Jawa dan Bugis. orang Jawa berasal dari Jawa Tengah yang dikirim ke Serawak oleh Belanda pada tahun 1800 hingga 1940-an untuk dijadikan kuli kontrak di perkebunan karet Inggris. Mereka kemudian menetap dan diberi tanah yang luas. Jumlah mereka sekitar 50.000 orang dan hingga kin masih kuat menjaga adat istiadat mereka. Mereka kawin mawin dengan penduduk setempat dan sehari-hari berbahasa Melayu atau Inggris. Orang Bugi menyebar di beberapa tempat di wilayah pantai dan terkenal dengan keahlian mereka membuat perahu nelayan, di samping bertani, berdagang, menjadi nelayan atau bekerja sebagai tukang.

Selama di Serawak, kami mengelilingi kota Kuching yang indah dan nyaman. Kami menikmati pemandangan kota dari menara, berjalan-jalan di tepi sungai Sarawak , melihat tempat pelelangan ikan yang rapi dan bersih, mengunjungi museum Daya dan tentu saja ke balai kota yang menyatu dengan museum Kuching. Museum itu menjadi unik karena mengaitkan sejarah kota dengan kucing, sehingga semua benda ataupun cerita tentang kucing ada di museum itu.

1 komentar:

  1. jika anda ingin merasakan kemenangan di dalam
    bermain togel hbg mbah WOWO di nmr
    (_0853_2888_0180_) jika ingin mengubah nasib
    seperti kami sudah 3 x terbukti trim’s roo,mx
    sobat










    jika anda ingin merasakan kemenangan di dalam
    bermain togel hbg mbah WOWO di nmr
    (_0853_2888_0180_) jika ingin mengubah nasib
    seperti kami sudah 3 x terbukti trim’s roo,mx
    sobat

    BalasHapus