Rabu, 26 Desember 2018

WO Sriwedari

Menonton Wayang Orang Sriwedari

Karena Sidiq kuliah di Undip maka sesekali aku berkunjung ke kota Semarang. Biasanya ini kulakukan setelah kegiatan turba ke Indramayu dan Cirebon selesai. Pada suatu waktu setelah tiba di Semarang kami melanjutkan perjalanan ke Jawa Timur. Pada malam hari kami tiba di kota Surakarta atau lebih dikenal dengan nama kota Solo. Kami singgah di Jalan Slamet Riyadi mampir ke sebuah warung lesehan sambil menikmati makanan khas kota itu. Malam itu kami tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk berkunjung ke Taman Hiburan Rakyat Sri Wedari. Taman Sriwedari didirikan oleh Raja Surakarta. Pada masanya Sriwedari sangat terkenal. Di sini ada tempat pertunjukan kesenian dan tempat bermain serta tempat wisata kuliner. Pertunjukan yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang wong (wayang orang). Kamipun menyempatkan diri berkunjung ke Sriwedari. Pada malam itu di Sriwedari ada beberapa pertunjukan antara lain wayang orang. Wayang orang adalah sebuah sendratari (seni drama dan tari) atau opera Jawa. Setelah membeli tiket kami duduk bersama penonton menyaksikan pertujukan wayang orang yang menggunakan bahasa Jawa. Seperti wayang kulit, pada wayang ada pula dalang yang mengantarkan lakon. Para aktor dan aktris muncul bergantian tergantung plot cerita. Mereka bercakap, bernyanyi dan menari. Busana mereka indah dan berwarna warni seperti terdapat pada wayang kulit. Pertunjukan diiringi oleh orkestra gamelan yang indah. Penonton wayang orang di Sriwedari malam tidak banyak. Meski begitu aku menikmati pertunjukan itu. Menonton wayang orang bukan hal baru bagiku. Saat masih bersekolah di SD aku pernah satu dua kali diajak bapak nonton wayang orang Pandawa di Pasar Senin. Gedung pertunjukan wayang orang Sriwedari tidak sebaik gedung pertunjukan wayang orang Pandawa di Jakarta. Saat pertunjukan wayang orang berlangsung sayup-sayup terdengar suara konser musik dari gedung sebelah. Konsentrasi kami pun terganggu. Kang Permadi yang merasa tidak familiar dengan bahasa Jawa lebih tertarik mendengar musik dari sebelah. Ternyata itu konser musik lagu-lagu Koes Plus. Ia pun beranjak pergi ke gedung sebelah. Aku dan anakku melanjutkan menonton wayang orang hingga selesai. Menjelang tengah malam kami meninggalkan kota Solo menuju Ngawi. Sampai di kota Sragen kami sudah kelelahan dan segera menginap di sebuah hotel di pinggiran kota. Paginya Mas Yono dari Bengkulu mengunjungi kami. Kebetulan ia baru mengunjungi anaknya yang sulung di kota Solo. Ia datang sendiri mengendarai mobil jeep milik anaknya. Dari hotel kami pergi beriringan ke Ngawi. Kami singgah di rumah Bupuh Karsohutomo di Gendingan kemudian melanjutkan perjalanan ke Sine. Aku berkunjung ke rumah mas Yono dan berziarah ke makam ibunya. Ibu Mas Yono adalah kakak ayahku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar