Selasa, 05 September 2023

Mencari Solusi Bagi Pengelolaan Sampah Setelah Terbakarnya TPA Sarimukti di Bandung Barat


TPA (Tempat Pembuangan Sampah Akhir) Sarimukti di Cipatat, Kabupaten Bandung Barat masih dipenuhi kepulan asap pekat. Bara api masih menyala di balik sampah-sampah yang bertumpuk sejak Senin (21/8/2023) malam.
Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) kota Bandung dikerahkan untuk mempercepat proses pemadaman di TPA Sarimukti.
Selain mengirimkan bala bantuan pemadam, pemkot juga terus menggalakkan Kawasan Bebas Sampah (KBS) di seluruh RW se-Kota Bandung.
Camat dan Lurah diminta melakukan edukasi masyarakat agar bijak untuk tidak memproduksi sampah yang berlebih. Kemudian KBS ini harus bisa dioptimalkan, artinya sampah harus selesai di wilayah.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung juga menyosialisasikan program Kang Pisman kepada masyarakat.
Kejadian TPA Sarimukti bisa semakin membuat masyarakat lebih peka terhadap isu lingkungan dan pengelolaan sampah.
TPA Sarimukti akan sangat berdampak terhadap pengangkutan sampah dan kebersihan di seluruh Kota Bandung.
Armada truk sampah sebanyak 188 unit sudah mengantri di Sarimukti. Namun, untuk menjaga keselamatan supir, maka diinstruksikan kembali ke Kota Bandung dengan kondisi membawa kembali sampah.
DLHK Kota Bandung melalui UPT Pengelolaan Sampah menyusun langkah-langkah antisipasi dan penanganan potensi darurat sampah di Kota Bandung. Di antaranya segera membuat surat edaran agar masing-masing RW kepada warganya terutama petugas roda tiga untuk menahan sampah dari rumah dan tidak dibuang ke TPS sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Masing-masing Koordinator Wilayah menyiapkan TPS sebagai Tempat Penampungan Besar/TPA di masing-masing SWK.
Selain itu, Pemkot Bandung juga akan melakukan pendampingan dan mendorong kewilayahan untuk memulai mengimplementasikan KBS termasuk di kawasan berpengelola/ komersial dan perkantoran pemerintah agar mandiri melakukan pengolahan sampah (portaljabar).
Terbakarnya TPA Sarimukti tidak hanya berdampak bagi kota Bandung tapi juga bagi kota Cimahi, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. Itu berarti masalah bagi Bandung Raya dan Jawa Barat. Lebih dari itu masalahnya sudah menjadi pembahasan di Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).
Sampai hari ini (Senin), saya memperkirakan sekitar 15.000 ton sampah menumpuk di Bandung Raya menimbulkan masalah lingkungan.
Pemerintah Jawa Barat sebenarnya sudah menyiapkan tempat pengolahan sampah di Legok Nangka yang ada di Nagreg, Kabupaten Bandung. Akan tetapi karena mengandalkan investor asing dari Jepang, Sumitomo, nampaknya tempat pengolahan sampah tersebut baru bisa beroperasi tahun 2024. Nantinya tempat pengolahan sampah ini akan mengkonversi sampah menjadi energi listrik.
DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat mengundang DPC dan Fraksi PDI Perjuangan se Bandung Raya dan meminta saran untuk mengatasi persoalan tersebut.
Pertemuan untuk mencari solusi pengelolaan sampah Bandung Raya digelar di Sekretariat DPD pada hari Sabtu, 2 September 2023.
Kang Ono memberi kesempatan pertama pada Kang Memet, kemudian kepada Kang Agung, saya dan Teh Ida.
Saya menyampaikan pandangan sebagai berikut :
1. Alokasi APBD untuk mengelola sampah. Dalam hal ini kawan kawan Fraksi PDI Perjuangan Kabupaten Bandung sudah mengalokasikan sejumlah anggaran melalui pokir. Anggaran dialokasikan untuk membantu kelompok masyarakat yang mengelola sampah organik dan non organik. Kami bahkan melaksanakan reses di tempat pengelolaan sampah. Di sana kami menyaksikan bagaimana sampah organik dibuat kompos dan diubah menjadi magot.
2. Mengerahkan SDM yang ekspert dalam pengelolaan sampah.
3. Memanfaatkan bank bank sampah yang ada.
Jauh sebelum ada tragedi TPA Sarimukti, pada kesempatan penanaman pohon di Citere Pangalengan tepat pada Hari Sampah Nasional dua tahun yang lalu, saya sudah menyampaikan pada struktural partai di Kabupaten Bandung untuk mulai mengelola sampah dengan cara reuse, reduce dan recycle semenjak dari rumah masing- masing. Itu sekaligus juga menghidupkan ekonomi sirkular.
Dengan cara itu setidaknya 75% bisa dimanfaatkan kembali. Sisanya baru dibawa ke TPS (Tempat Pembuangan Sampah Sementara).
1. Sampah dapur bisa dibuat pupuk kompos.
2. Sampah yang masih dimanfaat seperti botol kaca atau plastik dll bisa diberikan ke pemulung, dikumpulkan untuk dijual atau bisa buat belanja di Bank Sampah.
Nah sisa sampah setelah dikurangi 1 dan 2 baru dibawa ke TPS untuk ditimbun di TPA Sarimukti.
TPA Sarimukti munggunakan metoda sanitary landfill. Sampah yang masuk ditimbun dengan tanah. Tapi kenyataan nya sampah dibuang begitu saja sehingga mudah terbakar.
Tragedi sampah di Bandung Raya pernah terjadi sebelumnya di TPA Leuwi Gajah, Cimahi. Ketika itu hujan menyebabkan timbunan sampah longsor dan gas ethanol yang terdapat dalam sampah meledak dan menimbulkan banyak korban jiwa. 157 warga di sekitar lokasi meninggal dunia. Tragedi tersebut diperingati sebagai Hari Peduli Sampah Nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar