Selasa, 10 Maret 2020

Menjadi Dosen Pascasarjana Universitas Galuh

Beberapa waktu setelah diwisuda menjadi doktor, kawan kuliahku Dr. Asep Saeful Hidayat datang ke rumah dan menawariku ikut mengajar di Program Pascasarjana Universitas Galuh, Ciamis. Kurang lebih selang waktu setahun dia kembali datang ke rumah dan menyampaikan SK pengangkatanku sebagai dosen tetap. Beberapa hari kemudian aku berangkat ke Ciamis. Berangkat setelah subuh, pada pukul 07.00 aku sudah sampai di Unigal.  Setelah menunggu sekitar satu jam aku bertemu dengan Kepala Prodi Manajemen Pendidikan dan kemudian diajak bertemu dengan Direktur Pascasarjana. Setelah itu aku pulang. Menunggu jadwal mengajar.

Pada awal semester aku mendapat jadwal mengajar. Posisiku sebagai asisten Prof. Suherli yang saat itu menjabat sebagai Rektor Unigal dan mengajar mata kuliah Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Aku mengajar dua hari yakni hari Sabtu dan Minggu. Mahasiswa kami kebanyakan adalah mereka yang sudah bekerja di bidang pendidikan baik sebagai guru maupun kepala sekolah. Hubungan dengan para mahasiswaku yang kebanyakan dari Priangan Timur dan sebagaian Jawa Tengah  bagian barat sungguh menyenangkan. Itu membuat betah dan menyemangatiku terus mengajar.

Jika mengajar di Ciamis, aku biasa berangkat hari Sabtu setelah melaksanakan salat subuh. Tiba di alun-alun Ciamis sekitar pukul 07.00. Biasanya aku beristirahat di kedai bubur kacang hijau tidak jauh dari alun-alun arah ke Kuningan. Setelah mengajar aeharian, malam Minggunya aku menginap di  hotel Budi di jalan protokol pusat kota yang telah disediakan oleh pihak kampus.  Pada pagi hari biasanya aku jogging dari hotel ke alun-alun kota Ciamis pp. Saat pulang pada Minggu sore,  aku langsung menerima honor mengajar. Pulangnya aku membawa oleh-oleh makanan khas Ciamis seperti galendo dan lain lain. Galendo adalah sari yang mengendap dari pembuatan minyak kelapa, berbentuk padat berwarna coklat seperti dodol dengan rasa manis gurih. Nikmat dimakan sebagai teman ngopi.

Belum lagi satu semester mengajar, terjadi kerusuhan di kampus. Mahasiswa melakukan demonstrasi menurunkan Rektor. Saat aku bertemu dengan Prof. Suherli, beliau mengatakan akan mundur sebagai rektor. Benar saja. Rektor pun diganti. Prof. Suherli sebagai dosen negri Kopertis kemudian mengajar di Unsuagati (Universitas Sunan Gunung Jati), Cirebon. Dengan rektor yang baru aku biasanya bertemu di ruang dosen jika beliau mengajar.

Aku kemudian mengampu mata kuliah atas namaku sendiri. Setidaknya ada tiga mata kuliah yang kuampu. Kolegaku kebanyakan adalah para guru besar yang merupakan dosenku saat kuliah S2 dan S3 di UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) Bandung.  Aku harus menjaga sikap di depan para guruku. Meski demikian tidak menghalangiku untuk makan siang bersama dan kadang-kadang membahas berbagai isu politik nasional.

Sekitar tahun 2015, seorang kolega di Unigal menawariku untuk mengajar di Lampung karena ada sebuah prodi yang memerlukan dua orang doktor agar bisa lolos mengikuti akreditasi dari BAN-PT.  Itu adalah awal aku meninggalkan Unigal untuk kemudian berpindah mengajar di UM- Metro Lampung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar