Senin, 02 Maret 2020

Pemilu 2009


Pemilu Legislatif (Pileg) 2009 atau pemilihan umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 2009 diselenggarakan untuk memilih 560 anggota Dewan Perwakilan Rakyat(DPR), 132 anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota) se-Indonesia periode 2009-2014.
Proses Pemilu 2009 sudah berlangsung sejak tahun 2008. Karena sudah dua periode menjadi anggota DPRD, saat itu saya memutuskan mencalonkan diri menjadi anggota DPR RI. Untuk itu ada begitu banyak persyaratan administratif yang harus dipenuhi termasuk melampirkan keterangan kelakuan baik dari polres dan keterangan tidak sedang bermasalah dengan hukum dari pengadilan negri. Ada tes kesehatan fisik maupun psikis dari RS pemerintah. Saya bersama para caleg lainnya harus seharian penuh mengikuti rangkaian tes kesehatan di RS Hasan Sadikin termasuk tes urine, darah, jantung, pernafasan dll. Tes psikologis dilakukan dengan mengisi ratusan soal MMPI. Hasilnya saya memperoleh keterangan sehat jasmani, keterangan sehat psikis dan keterangan tidak menggunakan obat-obatan terlarang serta tidak mengidap HIV Aids.
Semua persyaratan administratif yang diminta oleh KPU tersebut dikirim ke DPP PDI Perjuangan di Jl Lenteng Agung Jakarta dan kemudian dikirim ke KPU secara kolektif disertai nomor urut dari setiap calon. Saya tercatat sebagai calon dengan nomor urut 10 dari daerah pemilihan Jabar 2 (Kabupaten Bandung) pada DCT (Daftar Calon Tetap)yang diumumkan pada media massa seperti RRI, TVRI serta koran koran baik nasional maupun daerah. Yang saya ingat pada dapil saya ada nama nama besar seperti Taufik Kiemas dan Rieke Diah Pitaloka.
Masa kampanye berkisar satu bulan. Saya berkunjung ke beberapa kecamatan dan desa bertemu dengan struktur partai dan juga masyarakat umum baik secara pribadi maupun kelompok. Biasanya saya berkeliling dengan kang Permadi, kang Happy dan pak Toto. Kang Apriyanto juga membantu. Tetangga saya sekitar rumah (Bumi Rancaekek Kencana) juga ikut menjadi tim sukses. Rumah saya di Buparken, Soreang dijadikan Posko oleh kang Ayi. Setiap malam Jumat ada pengajian di masjid. Saya pun mengikuti konvensi yang diselenggarakan oleh Forum Aktifis Mahasiswa Bandung dan bertemu para pemilih pemula serta diuji oleh para ilmuwan dalam forum terbuka. Saya juga membuat bermacam macam peraga seperti spanduk, baligo, t-shirt, tas pinggang, layang-layang, penutup becak, stiker dll. Barang barang itu saya pesan dari kawan kawan saya yang berbisnis kecil-kecilan. Namun demikian saya tidak menyediakan dana khusus untuk itu. Dana saya peroleh dari honor yang saya peroleh sebagai anggota DPRD Jawa Barat.
Pemungutan suara diselenggarakan secara serentak di hampir seluruh wilayah Indonesia pada tanggal 9 April 2009. Sebanyak 38 partai memenuhi kriteria untuk ikut serta dalam pemilu 2009. Partai Demokrat memenangkan suara terbanyak, diikuti dengan Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan(PDI-Perjuangan)pada nomor urut 28 mendapat 109 kursi dengan mendapat 18,53% suara. Di dapil saya Taufik Kiemas dan Rieke Diah Pitaloka lolos ke Senayan. Saya mendapat suara lebih dari 3.000. Ini adalah pengalaman saya yang pertama menjadi caleg DPR RI setelah sebelumnya menjadi caleg DPRD Kabupaten Kabupaten Bandung (1992) dan caleg DPRD Jawa Barat (1999 & 2004). Saya merasakan perubahan perilaku pemilih khususnya di Kabupaten Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar