Jumat, 19 Mei 2023

Menghadiri Seminar Kebangsaan di Surakarta

 


Sepulang dari Boyolali, Solo, Ngawi dan Yogyakarta, aku  bersiap berangkat lagi  ke Solo atau Surakarta. Mas Agus Rahmadi, sebagai LO kegiatan seminar Pancasila di Surakarta sudah membelikanku tiket kereta api Lodaya kelas eksekutif pergi pulang juga sudah menyiapkan penginapan.

Petang hari tanggal 24 Juni 2022 aku naik kereta api dari Stasiun Kiaracondong. Di dalam gerbong bertemu dengan Mas Nanang Eka yang juga hendak ke Solo. Kami berdua pergi ke gerbong restorasi lalu makan nasi goreng dan minum kopi panas sambil ngobrol ke sana ke mari karena kami sudah lama tidak bertemu.

Sekitar pukul 03.00 WIB kereta api Lodaya tiba di Stasiun Solo Balapan. Kami berjalan ke luar bersama. Mas Nanang ke hotel  yang ada tepat di depan Stasiun dan saya dijemput Mas Agus lalu diantar ke sebuah  hotel yang tidak jauh dari stasiun.

Setelah salat subuh saya tertidur lalu dengan bantuan alarm terbangun untuk mandi  berganti baju dan mengajar secara daring. Mas Agus menjemput dengan mobilnya lalu kami menuju tempat seminar, Universitas Dharma Pancasila. Saat tiba sudah banyak kawan kawan panitia dari DPC KBM  (Keluarga Besar Marhaenis) Surakarta yang hadir juga para pembicara seperti Gus Nuril, Gusti Bendara dengan istrinya Oktavia Zalianty dan Deputy dari BPIP. Kamipun mengobrol sampai panitia mempersilakan memasuki aula.

Ketika memasuki aula, kami disambut dengan upacara penyambutan dengan seni tari gaya Surakarta. Demikian juga ketika kami sudah berada di dalam aula, pertunjukan kesenian masih berlangsung dengan megahnya.

Setelah sambutan dari panitia dan Kepala BPIP, istri Gusti Bendara, Oktavia Zalianty membacakan sebuah puisi  tentang pesan Bung Karno karya Radhar Panca Dahana. Hadirin terhipnotis dan air mata ku membasah di pipi.

Kemudian Mas Agus sebagai moderator memanggil para pembicara. Dr. Sucipto mewakili BPIP (Badan Pembina Ideologi Panca Sila), Gusti Bendara mewakili komunitas, Gus Nuril mewakili kalangan santri dan saya mewakili ISRI (Ikatan Sarjana Republik Indonesia).

Ketiga pembicara yakni Dr. Sucipto, Gusti Bendara dan Gus Nuril memberikan paparan yang bagus dan saya oleh Mas Agus diminta berbicara mengenai Pancasila di Tengah Geopolitik Global. Pertama tama saya bicara tentang teori geopolitik,  geopolitik Bung Karno, lalu tentang Trans Pacific Partnership dan OBOR dan pidato Bung Karno di PBB “To Build The World Anew” yang mengenalkan Panca Sila pada dunia.

Saya merasa tersanjung ketika Gus Nuril berkata, “paparan sampeyan bagus”. Gus Nuril juga memberikan beberapa ulasan dan pengayaan terhadap materi yang kusampaikan.


 

Usai berdiskusi, kami meninggalkan Universitas Dharma Pancasila. Kami diajak ke rumah  makan “Pecel Solo”. Di sana aku mengenal lebih dekat Gus Nuril dan Gusti Bendara.  Karena pesanan terlalu lama datangnya, Gus Nuril berpamitan untuk kembali ke Pondok Pesantren Wali Sanga di Semarang yang diasuhnya. Mas Agus pun mengajak saya ke luar lalu mencari rumah makan yang lain. Kalau tidak salah ingat,  menu makan siang kami saat itu adalah sop buntut goreng.

Siang itu Mas Agus mengajakku melihat proyek penanggulangan banjir di sebuah anak sungai yang bermuara di Bengawan Solo. Proyek Normalisasi Kali Pepe namanya. Akupun dikenalkan dengan para supervisor yang menangani proyek tersebut. Ketika itu proyek masih berjalan. Nampak beberapa escavator masih hilir mudik mengeruk tanah dari sungai dan menumpuknya di bantaran sungai.

Dari Kali Pepe aku diajak berkeliling kota Solo antara melewati rumah Ibu Tien Soeharto dan Keraton Solo sebelum akhirnya tiba di kediaman Mas Agus. Saya berwudu dan salat kemudian duduk di ruang tamu sambil mengagumi rumah Mas Agus yang besar dan megah.

Menjelang magrib saya diantar Mas Agus ke Stasiun Solo Balapan dan kami pun berpisah.

Kereta api Lodaya tiba sekitar pukul 19.00 WIB dan sekitar pukul 04.00 pagi keesokan harinya kami tiba di Stasiun Kiaracondong, Bandung. Ternyata aku kembali  berada di satu gerbong dengan Mas Nanang Eka. Mas Nanang turun di Stasiun Rancaekek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar