Minggu, 04 Juni 2023

Gerakan Hidup Sehat


 



 

Hari Senin, 23 Januari 2023 ada yang menjadikan nya sebagai hari libur Imlek, karena hari Imlek jatuh pada hari Minggu, 22 Januari 2023. Alih alih menonton barongsai, menikmati kue keranjang atau menerima angpau, pada hari Minggu itu kami berkumpul di Sekretariat DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung untuk mengikuti dua kali rapat dari pagi hingga petang dengan membahas tiga agenda. Nah, hari Senin kami berkumpul lagi di Sekretariat DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung di Jalan Jaksa Naranata No 10 Baleendah untuk menghadiri acara Gerakan Hidup Sehat dengan menyelenggarakan dapur umum.

Dapur umum di DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung membuat olahan pangan berbasis bahan pangan lokal. Kami menyajikan nasi dari sukun, sayur lodeh dari gedebog pisang, olahan kulit singkong yang biasa dinamakan kadedemes (epoy) dan balado entog (bebek) serta makanan untuk baduta (bayi di bawah dua tahun). Nasi dari sukun dijadikan timbel (dibungkus daun pisang). Ada juga parutan singkong yang dibentuk menjadi tumpeng. Kawan kawan PAC ada juga yang membawa makanan yang sudah jadi seperti kadedemes dengan variant lain (dicampur ikan Teri dan leunca serta cabai utuh) serta gulai iwung atau rebung (bambu muda) diperkaya dengan kikil.

Dapur umum ditujukan buat masyarakat umum khususnya buat Ibu hamil, Ibu menyusui dan anak anak baduta. Tujuannya utamanya untuk mengatasi stunting yang masih terbilang tinggi. Di sisi lain juga untuk mengkampanyekan bahan pangan lokal non beras. Kita memiliki banyak sumber karbohidrat selain beras.

Pada kesempatan sebelumnya sudah kami sampaikan bahwa DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung memiliki Kebun Rakyat seluas 3 hektar yang kami tanami singkong, ubi, jagung, kedelai hanjeli, pisang dan lain lain.

Dapur umum ini bagian dari rangkaian HUT ke-50 PDI Perjuangan yang sudah dimulai dengan pemasangan bendera Partai di rumah rumah pengurus kader anggota dan simpatisan, lalu upacara HUT ke-50 PDI Perjuangan di Jiexpo Jakarta, penanaman pohon dan bersih sungai serta saluran air pada tanggal 15 Januari 2023. Dapur umum diselenggarakan pada tanggal 23 Januari sebagai kado ultah yang ke-76 buat Ibu Megawati Sukarnoputri, Ketum PDI Perjuangan.

Awalnya Ibu Ibu memasak di dapur yang ada di Sekretariat tapi kemudian acaara dipindah ke halaman dalam sehingga kawan kawan bisa leluasa ikut membantu mengolah masakan.

Kang Deden selaku MC menyilakan Kang Asep ,Ceu Wewen, Ceu Nia dan saya memberi laporan maupun sambutan kepada hadirin. Hadir pada saat itu selain dari DPC dan Fraksi PDI Perjuangan Kabupaten Bandung juga para Pengampu, PAC, PR, Badan, Sayap dan Satgas juga warga sekitar kebanyakan peserta senam. Ada pula bumil dan Balita.

Setelah giat memasak selesai, kami pindah ke aula untuk makan bersama. Selain dimakan bersama paket makanan dibagikan ke masyarakat sekitar.

Di aula Ceu Yena membawa sebuah kue ulang tahun untuk Ibu Megawati Sukarnoputri. Lilin dinyalakan lalu Kang Nang berdoa. Semoga Ibu Megawati Sukarnoputri panjang umur dan sehat selalu.

Di akhir acara kami berfoto bersama. Pada kesempatan itu Kang Dwi menyampaikan pesan kepada para pengampu yang hadir untuk mengajak pengurus Partai maupun warga di wilayah ampuan nya agar hadir pada acara jalan sehat dan bersih Bersih kota Bandung pada tanggal 28 Januari 2023.

 

Lomba MasakTingkat Kabupaten Bandung




Sebelum acara Gerakan Hidup Sehat ini kami sudah menyelenggarakan Lomba Masak di tingkat DPC Kabupaten Bandung.

Lomba masak diadakan pada Minggu, 18 September 2022. DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung mengadakan lomba masak dengan menu masakan lokal non beras dan makanan untuk baduta bertempat di Sekretariat DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung di Jalan Jaksa Naranata No 10 Baleendah. Lomba diikuti banyak kelompok yang setelah diseleksi menjadi sepuluh kelompok dan yang benar benar mengikuti lomba ada sembilan kelompok. Kelompok Turaes, BMI, Mawar, Melati, Sarinah, Jampang dlsb. Masing masing kelompok terdiri dari tiga orang . Juri terdiri dari chef, ahli gizi, akademisi dan pengamat kuliner. Antara lain Ceu Yena dan Kang Daril

Acara dibuka secara daring oleh Kang Ono dari Cianjur. Sedangkan secara luring oleh Teh Nia Purnakania.

Peserta diberi waktu sekitar 90 menit untuk menyelesaikan masakannya dan menatanya. Masakan nya terdiri dari dua menu, yaitu menu masakan non beras dan masakan untuk baduta (bayi di bawah dua tahun). Menu pertama terkait dengan ketersediaan bahan pangan di Indonesia yang sangat beragam seperti ubi, singkong, jagung, kentang, sukun dan kacang kacangan. Menu kedua terkait dengan upaya mengatasi stunting yang masih terbilang tinggi di negara kita.

Pemenang pertama mendapat hadiah Rp 1,5 juta, pemenang kedua mendapat hadiah Rp 1 juta dan pemenang ketiga mendapat hadiah Rp 500 ribu. Masing masing pemenang mendapat hadiah tabung gas warna pink.

Para pemenang 1,2,3 akan mengikuti lomba pada tingkat Provinsi pada hari Minggu mendatang di Kiara Park Bandung untuk bersama para pemenang dari 26 kota dan kabupaten se Jawa Barat.

Peserta yang belum berhasil mendapatkan door prize dari Fraksi PDI Perjuangan Kabupaten Bandung.

Acara lomba masak ini juga disertai berbagi makanan bagi pengunjung yang kebanyakan adalah para peserta senam di halaman Sekretariat.

Selama acara ada hiburan musik di mana pengunjung bisa ikut bernyanyi dan berjoget dari pagi hingga acara selesai pada sore hari.

Beberapa menu yang mengandung karbo hidrat pengganti beras misalnya menu olahan singkong, kentang, talas dan jagung. Adapun inovasi makanan misalnya olahan tempe, olahan batang dan akar pisang menjadi lauk pauk dlsb. Biaya untuk setiap kelompok dibatasi Rp. 50.000,00.

Saya berkeliling dari satu dapur ke dapur yang lain. Melihat mereka menyiapkan bahan, memasak dan menyajikan masakannya. Timbul rasa kagum. Ini rupanya rahasia dapur di rumah rumah tetap ngebul. Ibu Ibu bisa memanfaatkan uang secara efisien dan efektif.

Kelompok Turaes sebagai peraih gelar juara satu adalah praktisi sektor non formal yang biasa kita sebut PKL. Luar biasa.

Para pemenang lomba tingkat Kabupaten Bandung yang nantinya mengikuti lomba masak tingkat Jawa Barat masing masing harus menyajikan setidaknya dua menu untuk 15 porsi.

Libatkan Kader Partai dan Komunitas Masyarakat, DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung Gelar Lomba Masak Inovasi Berbasis Pangan Lokal

 

Lomba Masak Tingkat Jawa Barat

Lomba Masak Tingkat Jawa Barat diadakan pada Hari Minggu, 2 Oktober 2022.  

Pukul 07.00, saya sudah berpakaian rapi. Hem berbahan kaos berwarna merah maroon pemberian anakku. Pantalon berwarna gelap. Ikat pinggang yang lapisan luarnya sudah mengelupas dengan pengait warna keemasan. Ikat pinggang kenangan yang kubeli di pesawat entah penerbangan dari mana ke mana yang tentu saja aku tidak mampu mengingatnya. Sepatu boot kulit terbaik pada zamannya. Sol karetnya hancur pada suatu malam ketika aku berjalan pulang dari Gedung DPR RI di Senayan menuju plaza Semanggi. Waktu itu malam hari. Ada sisa gerimis sepulang bertemu Mas Basarah dan beberapa professor di ruang kerja pimpinan DPR RI. Sol karetnya sudah kuganti dengan sol plastik saat ada tukang sol sepatu melewati rumahku. Nah aku sudah siap dan menunggu di depan ruang praktik istriku tatkala Kang Luthfi dan Kang Rochmat menjemput. Kami naik mobil Taruna milik Sekretaris PAC PDI Perjuangan Kecamatan Cikancung. Kami langsung berangkat menuju Kiara Artha Park di Kiaracondong melewati Jl. Nasution, Jalan Sukarno Hatta, Jalan Ibrahim Adjie, dan Jalan Jakarta.

Setelah berkendara sekitar satu jam, kami sampai di venue lomba masak non beras tingkat Jawa Barat yang diselenggarakan oleh DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat. Saya menyalami Kang Ono Surono, Kang Ketut Sustiawan, Ceu Ineu Purwadewi, Ceu Nia Purnakania, Ceu Bertha Musty, Ceu Ijah Hartini dll. Kemudian beranjak menyalami Kang Nurdin, Kang Doni Ukon dan bang Adian Napitulu, lalu duduk manis di belakang pengurus DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat.

Ceu Ijah Hartini menyampaikan laporan, Kang Ono memberikan sambutan dan membuka acara. Lalu musik tradisi dan modern dimainkan. Para peserta lomba masak diberi waktu 90 menit untuk menyiapkan masakannya.

Ada tiga peserta dari DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung yang mengikuti lomba bersama sama tiga peserta dari 26 DPC PDI Perjuangan Kabupaten dan kota di Jawa Barat lainnya.

Saya, Kang Henhen, Ceu Wewen, Kang Asep, Kang Dwi, Kang Luthfi, Kang Dadang segera mendatangi tenda Kabupaten Bandung. Ketiga kelompok dari Kabupaten Bandung masing masing mengolah makanan dari bahan pangan non beras. Bahan yang dipilih adalah hanjeli. Hanjeli ini sejenis biji bijian yang jika diolah bisa dijadikan semacam nasi dan atau bubur.

Setelah itu saya berkeliling ke booth DPC PDI Perjuangan yang lainnya. Saya mulai dari kota Bandung, Cimahi, Garut, Sumedang, Indramayu, Tasikmalaya, Cirebon, Majalengka, Sukabumi, Cianjur, Bogor, Subang, Purwakarta, Karawang, Depok, Bekasi, Bandung Barat, Kuningan, Pangandaran, Banjar, Ciamis.

Setelah diskors untuk salat zuhur, hujan turun lumayan deras hampir satu jam lamanya. Kami semua berkumpul di tenda tenda. Akhirnya ada waktu untuk ngobrol dengan kawan kawan dari seluruh penjuru Jawa Barat.

Sementara itu grup musik Kabut (?) terus menyajikan lagu lagu rock-dut-koplo. Kawan kawan ku tak tahan untuk bergoyang meski hujan masih merinai.

Seusai hujan dewan juri mengumumkan para peserta yang mendapat gelar juara 1, 2, 3 dan peserta favorite.

Salah satu peserta dari delegasi DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung mendapat gelar juara 2 kategori makanan untuk baduta (bayi berusia dua tahun) dan berhak mendapat thropy serta hadiah uang. Makanan bayi menjadi hal penting bagi PDI Perjuangan untuk mengatasi tingkat stunting yang masih tinggi di Indonesia khususnya di Provinsi Jawa Barat dan lebih khusus lagi di Kabupaten Bandung.

Acara masih berlanjut dengan pembagian door prize buat pengunjung tapi saya pulang ikut Kang Dwi senyampang hujan reda.

Terkait dengan soal pangan, pada kesempatan sebelumnya  DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung memiliki Kebun Rakyat seluas 3 hektar yang kami tanami singkong, ubi, jagung, kedelai hanjeli, pisang dan lain lain. Ini catatan saya.

 


 

 

Kebun Rakyat 

"Hari ini acara padat sekali. Ada undangan menghadiri acara pengobatan gratis dari Pospera dan resepsi pernikahan anak kawan kuliahku, mengajar dua mata kuliah pada program Pascasarjana UM Metro, dan launching kebun DPC. Akhirnya harus ada yang diprioritaskan, ada yang didelegasikan dan ada yang terpaksa ditinggalkan.

Acara launching "Kebun DPC" dilaksanakan di dua tempat. Satu di Cicalengka dan satu lagi di Ibun. Kang Andri Kusnandar yang mewakili DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung melakukan soft launching Kebun DPC. Pagi ini kelompok tani mulai mengolah lahan di Cicalengka seluas 1,5 ha. Besok kelompok tani yang lain menggarap lahan sekitar 1 ha di Ibun. Rencananya kedua lahan tersebut akan kami tanami bermacam macam tanaman pangan non padi seperti ketela pohon, jagung, ubi jalar dan lain lain. Bibit tanaman kami dapatkan dari DPD PDI Perjuangan Jawa Barat.

Dari Cicalengka Kang Andri menuju Ibun untuk menyiapkan kegiatan pengolahan lahan besok. Saat pulang menuju Cimaung, banjir menghadangnya di Banjaran. Sungai Cisangkuy meluap. Mobil Kang Andri mogok dan diderek ke Cimaung.

Pagi tadi saya menghadiri acara pengobatan gratis di aula Desa Bojongloa Kecamatan Rancaekek. Acara tersebut kolaborasi Yayasan Sekar Galih dengan DPC Pospera Kabupaten Bandung. Peserta nya sekitar 500 orang. Untuk melayani masyarakat yang datang ada empat orang dokter, beberapa orang paramedis dan apoteker bersama asistennya.

Saat saya datang, Kang Djoko dan Kang Dwi dari Pospera sudah di tempat. Pak Anton dari Yayasan Sekar Galih juga sudah siap. Kami menunggu kedatangan Pak Kades.

Setelah Pak Kades hadir, saya dan Pak Kades diminta memberi sambutan lalu acara pun dimulai. Kami berdua juga berkeliling melakukan peninjauan. Tidak lupa tekanan darah kami pun turut diperiksa. Kata dokter tekanan darahku normal.

Menjelang pukul 10.00 WIB saya pamit untuk mengajar secara hibrida hingga pukul 14.30 WIB. Mahasiswa yang hadir di layar zoom sekitar 15 orang. Untuk mata kuliah pertama saya mengajar sendiri secara daring. Untuk mata kuliah kedua saya dan Dr Sudirman Amin mengajar secara hibrida. Saya mengajar dari Bandung secara daring dan Dr Sudirman mengajar dari kampus UM Metro di Lampung."

 

Pencanangan Kebun Rakyat Di Cicalengka

 

"Pencanangan Kebun Rakyat di Desa Tanjungwangi, dekat Curug Cinulang, Cicalengka, Kabupaten Bandung, hari ini, Minggu, 20 November 2022.

Terima kasih kepada kawan kawan yang telah membantu terselenggaranya acara ini.

Persiapan

Setiap DPC PDI Perjuangan menyiapkan lahan seluas 3 Ha yang akan ditanami sekitar 10 macam tanaman pangan seperti singkong, jagung, kedelai, hanjeli, irut (ganyong), ubi, sukun, pisang. DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat menyiapkan bibit yang sudah mendapat sertifikasi dari lembaga yang kompeten.

DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung menggunakan lahan dari Kang Luthfi sebanyak 1,5 Ha berlokasi di Desa Tanjungwangi Kecamatan Cicalengka dan dari Kang Dadang di Desa Pangguh Kecamatan Ibun sebanyak 1,5 Ha. Lahan ini akan diolah kelompok tani. Untuk lahan di Cicalengka, kelompok tani nya dipimping Ketua PR Desa Tenjolaya Kang Endut. Untuk lahan di Desa Pangguh saya belum mendapat konfirmasi kelompok tani nya.

DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat memberi benih singkong sebanyak 4500 batang, beberapa kantong benih jagung dan benih kedelai, serta sekantong benih hanjeli. Semua benih sudah bersertifikat.

Pelaksanaan

Setelah mendengar paparan penanggungjawab kegiatan tanam serentak Kebun Rakyat DPC PDI Perjuangan se-Jawa Barat Kabupaten Bandung, Kang Andri Kusnandar, pada rapat DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung hari Sabtu, 19 November 2022, kami siap melaksanakan kegiatan tanam serentak pada hari Minggu, 20 November 2022.

Acara tanam serentak dihadiri DPC, PAC, PR, Badan dan Sayap PDI Perjuangan Kabupaten Bandung juga kelompok tani serta aparat kepolisian RI dan TNI.

Saya memulai memasukkan benih jagung ke lubang lubang yang sudah disediakan Kang Endut. Teman teman yang lain mengikuti. Saya juga menanam pisang hadiah dari Ibu Ketum DPP PDI Perjuangan, Megawati Sukarnoputri.

Kontur tanah Kebun Rakyat yang berbukit mengharuskan untuk menggunakan sistem terasering. Keuntungan nya sambil bercocok tanam kami bisa melihat pemandangan ke arah kota Bandung. Jadi suasana kerja bercampur dengan suasana rekreasi."

 

 


https://pdiperjuangan-jabar.com/.../libatkan-kader.../

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar