Jumat, 02 Juni 2023

Hari Santri Nasional 2022


Hari Santri Nasional diperingati tanggal 22 Oktober 2022. Hari Santri Nasional diterapkan Presiden Jokowi untuk mengenang adanya fatwa jihad dari ulama yang juga pahlawan Nasional K.H. Hasyim Asyhari yang menimbulkan gerakan perlawanan total terhadap pasukan sekutu khususnya di Surabaya yang pecah pada 10 November 1945 dan kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Info dari laman detik.com menjelaskan bahwa Hari Santri Nasional diperingati setiap tanggal 22 Oktober setiap tahunnya. Peringatan Hari Santri sejatinya tidak terbatas untuk kalangan pesantren saja, namun diharapkan bisa menjadi ajang untuk meningkatkan toleransi di kalangan santri, umat Islam, dan seluruh bangsa Indonesia.

Dilansir dari situs resmi NU Online, peringatan Hari Santri Nasional pada mulanya diusulkan oleh masyarakat pesantren. Mereka menganggap Hari Santri perlu diperingati sebagai momentum untuk mengingat, mengenang, dan meneladani perjuangan kaum santri dalam menegakkan kemerdekaan Indonesia.

Pada awalnya, penetapan hari santri diusulkan oleh ratusan santri Pondok Pesantren Babussalam, Desa Banjarejo, Malang, Jawa Timur, Jumat, (27/6/2014). Saat itu Joko Widodo yang berkunjung sebagai calon presiden menandatangani kesepakatan untuk menjadikan tanggal 1 Muharram sebagai Hari Santri.

Sejalan dengan perkembangannya, PBNU lalu mengusulkan agar Hari Santri ditetapkan tanggal 22 Oktober, bukan 1 Muharram. Usulan itu merujuk pada peristiwa sejarah Resolusi Jihad yang terjadi pada 22 Oktober 1945.

Akhirnya, pada tahun 2015, tanggal 22 Oktober ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional secara resmi oleh Presiden Jokowi. Keputusan ini didasari atas beberapa pertimbangan, yaitu:

Pertama, ulama dan santri pondok pesantren dianggap memiliki peran besar dalam perjuangan merebut kemerdekaan Republik Indonesia, mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta mengisi kemerdekaan.

Kedua, keputusan tersebut diambil untuk mengenang, meneladani, dan melanjutkan peran ulama dan santri dalam membela dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta berkontribusi dalam pembangunan bangsa, perlu ditetapkan Hari Santri pada tanggal 22 Oktober.

Ketiga, tanggal 22 Oktober tersebut diperingati merujuk pada ditetapkannya seruan resolusi jihad pada tanggal 22 Oktober 1945 oleh para santri dan ulama pondok pesantren dari berbagai penjuru Indonesia yang mewajibkan setiap muslim untuk membela tanah air dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari serangan penjajah (detik.com, diunduh 27 Oktober 2022)

HSN di Jawa Barat

Di Jawa Barat Hari Santri Nasional diperingati pada Hari Minggu tanggal 23 Oktober 2022 oleh DPD dan DPC PDI Perjuangan. DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat mengadakan Lomba Hifdzil Quran tingkat Jawa Barat di Bandung dan DPC PDI Perjuangan Kabupaten dan kota se Jawa Barat mengirim kafilahnya masing masing empat orang peserta putra putri dan coach yang terdiri dari Pengurus Bamusi dan Wakabid Agama dan kepercayaan dari setiap DPC PDI Perjuangan se Jawa Barat. Para Ketua DPC PDI Perjuangan dari 27 Kabupaten dan kota se Jawa Barat juga hadir dalam acara tersebut yang berlangsung dari pukul 10.00 hingga 21.00 di aula DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat.

Pemenang dengan nilai tertinggi diberi hadiah berangkat ke tanah suci untuk melaksanakan umrah.

Juara pertama putra sekaligus pemenang hadiah umrah diraih oleh kafilah dari DPC PDI Perjuangan Kota Bandung. Juara pertama putri diraih oleh kafilah dari Kabupaten Cirebon.

PDI Perjuangan Kabupaten Bandung belum berhasil menorehkan prestasi pada Lomba Hifdzil Quran tersebut.

Saya dan kawan kawan mengikuti pembukaan acara Lomba Hifdzil Quran tersebut juga melihat satu persatu peserta menunjukkan kepiawaiannya menghafal 30 juz Al Quran. Saat menjelang dzuhur saya meninggalkan arena perlombaan menuju hotel Ibiss di Jl. Gatot Soebroto untuk rapat kordinasi dengan DPD dan DPC PDI Perjuangan Kabupaten dan kota se Jawa Barat. Saya juga bertemu dengan aktivis UMKM untuk merancang kegiatan.

Sekitar pukul 16.00 saya dan kawan kawan kembali ke DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat untuk menyaksikan final Lomba Hifdzil Quran (LHQ) yang diikuti 12 peserta putra dan putri. Setelah jeda untuk salat magrib, acara dilanjutkan sampai pengumuman pemenang oleh Ketua Dewan Juri dari UIN Syarif Hidayatullah dan penyerahan hadiah oleh Ketua Sekretaris Bendahara dan para Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat.

Saya menikmati bacaan para penghafal Al Quran keseluruhannya, yakni 12 orang, sambil kadang memejamkan mata. Kang Zainuddin selaku penanggung jawab acara menghampiri dan menggoda saya sambil berseloroh "ieu ngadengekeun atawa sare" (ini mendengarkan atau tidur). Tentu saja saya nyengir kuda. Saya memang mendengarkan tapi saya memang kadang kadang tertidur. Maklum kelelahan beraktivitas sedari pagi di hari Minggu pula.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar